Sabtu, 22 November 2014

AKU SITI NURBAYA TAPI SUAMI KU SYAMSUL BAHRI

Part 10

Hari-hari ku yang tersisa di Padang.Kulalui dengan kesedihan.Air mata mengalir sudah tanpa diundang lagi.Suatu kali di dalam ruangan kelas.Ketika dosen menerangkan salah satu mata kuliah, pikiran ku menerawang.Kalau aku sudah tidak lama lagi akan meninggalkan masa-masa ini. Masa yang sangat aku cintai.Duh,betapa sedihnya.Bibirku bergetar menahan air mata yang sudah tidak terbendung lagi.Menetes dengan deras membasahi bangku tempat duduk ku.Teman-teman dekat ku sibuk menghiburku.Terutama teman perempuan teman akrab ku.Yang tentu saja gak akan lupa aku dengan jasanya hingga saat ini. (walah jadi kangen apakabarnya ya? ntar kalo mudik mo nyari ah...)

Aku tetap menjalankan perkuliahan ku seperti biasa.Mata kuliah yang aku ambil beberapa ke kelas atas.Maksudnya ngambilnya ke kelas mahasiswa yang satu semester diatas ku.Karena nilai ku semester lalu Alhamdulillah tinggi.Ini sebetulnya sangat membantu mahasiswa untuk cepat menyelesaikan mata kuliahnya.

Hobi ku mengikuti seminar-seminar masih aku jalanin.Tetapi topiknya yang aku cari sudah berganti arah.Ya..topik-topik yang menjurus kepada bimbingan keluarga.Seperti topik "Wanita antara karier dan Rumah Tangga".

Buku-buku yang aku cari di perpustakaan pun tidak jauh-jauh.Seputar rumah tangga."Bagaimana menjadi istri yang sholehah"."Menjadikan Rumah Tangga yang Sakinah".Itu buku yang aku baca.Semuanya tidak ada yang luput.Habis aku lalap dibaca semua.Sehingga buku-buku pelajaran tak sempat lagi aku buka seperti biasanya.
Aku pasti sedih setiap membaca buku kuliah dan diktat-diktat ku.Pikiran pasti melayang dan tentunya tidak akan konsen.Untuk apa lagi aku belajar ini.Bahkan ujian pun besoknya aku yang selalu siap dari awal,duh kini aku seperti mahasiswi bego tiada gunanya.Pasti air mata akan mengucur lagi tertidur bersama diktat dan buku-buku kuliah ku..

Memang otak ini terpaksa bekerja keras.Berusaha memahami secara instan.Apalagi melibatkan perasaan dan hati.Ngomong-ngomong "cinta "?? wahh...boleh dikatakan masih nol sama sekali . Mungkin pembaca akan pada bertanya ya.La,kok ??Apa ada pernikahan tanpa didasari oleh rasa cinta.Ya betul pertanyaan yang bagus.Tunggu.. ikuti dulu cerita ku seterusnya ya.

Lanjut..Kadang-kadang sambil ngebaca aku berusaha membayangkan bagaimana kehidupan ku nanti di negara orang bersama orang yang belum aku kenal.

Bahkan ketika itu aku juga tidak begitu paham tentang negara Singapura.Sampe membuka peta lo untuk memastikannya.Aduhh.."wong ndeso yo katro".Pertama aku pikir diatas Thailand pulau nya Yakk...ternyata seberangnya Batam..hadeuh!!...ga lulus geografinya.Malu-maluin sebenarnya. Tapi aku ga malu tuh.Cuma nyengir aja sendiri ditengah malam.Ketika teman sekamar ku telah ngorok pulas tertidur dengan mimpi indahnya.

Aku pasti otomatis membayangkan wajah calon suami ku.Ya Allah...berkali-kali bahkan aku coba membayangkan wajah calon suami ku.Aduh...MasyaAllah aku lupa wajahnya.Aku terus mencoba mengingati lagi.Terutama ketika dia datang mengunjungi ku ke tempat kos ku.Juga ga berhasil sempurna.Kadang muncul,terus kabur lagi.
Belum lagi aku ingat komentar kakak laki-laki ku."Dek.. kayaknya kamu lebih tinggi deh dari si uda calon mu ".Lah...aku juga membayangkan.Apa iya aku lebih tinggi dari dirinya.Aduh macam-macam terjadi dalam benakku.Gak sempat ngukur aku diam-diam waktu berdiri ngobrol nganter di keramaian airport Tabing (airport lama).Malah kakak ku yang sempat memperhatikan.

Bayangkan saja.Orang ketemunya baru tiga kali.Pertama pertemuan ketika di kampung.Kurang lebih satu jam.Banyak orang pula.Aku juga ga berani pastinya menatap.Kan malu...ga biasa dengan cowok. Paling liat dikit terus buang pandangan ke tempat lain.hi hi

Pertemuan kedua di tempat kos ku.Juga kurang dari satu jam.Ini lebih bisa lah memandang dari yang kemaren.Tapi tambah malu lagi dan campur takut karena cuma berdua.Hanya berusaha berani-braniin.Tetap aja aku ga berhasil.

Dan yang ketiga ketika mengantarkan ke bandara kepergiannya ke Singapura.Ini ga lebih dari 10 menit.Jadi wajar saja aku lupa wajahnya hi hi....Aneh bin ajaib ya.Apalagi dibandingkan dengan zaman sekarang.Tapi bener-bener nyata .

Karena bacaan ku sekarang buku-buku seputar rumah tangga terus-terusan,akhirnya teman-teman satu kos mulai curiga.Ini ada apa dengan ku.Karena memang mereka belum aku beritahu yang sebenarnya.Aku belum siap.Sehingga ada yang "ngledek" mo nikah ya?Yah udah resiko ya hihi.

Sampai akhirnya ibu calon mertuaku datang mengunjungi ku.Mengumpulkan anak-anak kos teman-temanku.Kalau aku ini sudah dilamar.Ya dilamar oleh putranya.Sekaligus oleh papa dan ibunya he.. he. (Mantap lah ibu pokoknya ).Kali biar ga dideketin orang lagi ya bu.Pinter lah ibu calonku...bravo untuk ibu.
Kata ibu di kemudian hari sih..Biar orang gak menyangka yang bukan-bukan terhadap ku.Kalau aku ini macam-macam kok tiba-tiba nikah begitu aja.

Calon ibu mertuaku emang keren.Pernah meraih gelar ibu teladan.Tokoh masyarakat.Sering mengisi acara diinstitusi-institusi atau pun perkantoran.Pembicara di seminar-seminar.Atau ibu-ibu PKK dan Dharmawanita. Jadi sudah biasa lah ibu pidato.Apalagi ini hanya di depan teman-teman kos ku. Lengkaplah calon mertuaku menerangkan tentang perihal ku.Padahal aslinya si ibu ga begitu mengenal ku he he ibuu....

Tentu saja heboh seisi rumah.Termasuk tentunya calon mertuaku menemui ibu/bapak kos terlebih dahulu.Sepeninggal calon ibu mertua ku maka siap-siaplah aku dihujani dengan pertanyaan-pertanyaan.

Dari sinilah kehebohan berita mulai tersebar dikalangan mahasiswa.Setiap kali aku keluar dan berpapasan dengan mereka hampir pasti akan menanyakan benarkah aku akan menikah.Kalau yang bertanya baik-baik hormat dan menghargai privasi ku,tentu akan aku jawab baik-baik juga dengan sopan.
Karena aku memang dididik oleh orang tua sangat menghargai privasi orang lain.Tidak kasar juga tidak bisa blak-blakan.Bahkan cendrung halus sehingga saat ini teman-temanku kebanyakan orang di luar Sumatera cenderung bilang aku bukan asli Padang he..he. * Belum tau ya hmm..ga semua orang Padang yang ngomongnya keras lo...
Sedangkan kalau ada yang bertanya blak-blak an atau nyablak tanpa mikirin orang tersinggung atau enggak.Aku cendrung tidak suka.Biasanya ga akan aku gubris.Lewat saja bersama hembusan angin . Paling aku jawab dengan senyuman yang kurang senang.Yah begitulah diri ku.Aku ga mau orang tersinggung.Tapi juga tidak mau disinggung orang lain.Itulah aku.Seperti motto saja anda sopan kami pun segan.

Bulan-bulan awal penantian jatah ku enam bulan sudah semakin berkurang.

Di kampung berita yang aku terima juga tidak kurang menguras pikiran dan air mata.Karena udah pasti ayah dan ibu luar biasa sibuknya mempersiapkan pesta pernikahanku.Yang aku tau selama ini ayah ga punya uang lebih.Bahkan cenderung kurang.Apalagi saat ini nambah biaya buat pesta pernikahan.Belum lagi "Rumah Gadang " kami sudah tua dan beberapa lotengnya bocor. Perkayuannya juga sudah banyak yang disantap rayap.
Tapi ayah karena sayangnya sama anak gadisnya apa pun akan diusahakan."Ga usah kuatir "begitu kata ayah pesannya kepada ku.Memang kata-kata ayah sangat meneduhkan.Padahal aku sungguh tau sebenarnya.
Ayah memang pakar dalam hal ini.Membuat hati anak-anaknya agar tenang dan tidak cemas.Di sinilah peran ibu ku.Selalu kalau ayah ku kesel atau dalam masalah berat hempasannya pasti ke ibu. Ibu yang menanggung semua beban.Karena ayah ga mampu marah ke anak-anaknya.Ibulah satu-satunya sasaran kami semua.Menerima keluhan kami dan menampung juga apa pun maunya ayah ku. Bahkan juga kemarahan ayah.Aduh ibuu... ga brenti-brenti doa untuk ibu ku.Badan ibu ku kurus. Pipinya mulai cekung karena beratnya beban hidup yang di tanggung ibu ku.
Duh berkali-kali netes nulis ini...

Alhamdulillah saat ini ibu ku sudah gemuk.Malah sudah agak berbadan kembali.Pipi ibu ku yang dulu cekung skarang kok tembem ya hihi.Walau pun hingga saat ini ujian-ujian hidupnya ga berhenti.
Berarti ibu ku adalah wanita pilihan.Dipilih oleh Allah.Smoga termasuk hamba yang dikasihi.

Ketika Allah rindu pada hambanya.Allah akan mengirimkan sebuah kado istimewa melalui malaikatnya yang isinya adalah ujian.

Pergilah kepada hambaku lalu timpakanlah berbagai ujian padanya, karena aku ingin mendengar rintihannya  (HR: Thabrani dari Abu Umamah)

Lanjut kembali. Karena aku ini anak pertama yang perempuan maka beban mental keluarga agak berat dikit.
Soalnya kalau di Padang sistimnya "Matriakat"atau Matrilineal.Yaitu sistem garis keturunan dan pewarisan pusako atau harta pusaka jatuhnya melalui garis keturunan ibu.Jadi anak perempuan atau "anak Gadih" di Minang sangat dinanti karena sebagai pewaris keluarga.Sekarang ini itulah posisi ku. Jadi mestinya memang "baralek gadang"atau pestanya diramein.Mengundang "niniak mamak" atau para tetua kampung.Jadinya perlulah orang tuaku ekstra semuanya.Memperbaiki rumah.Membeli perabotan plus biaya-biaya yang lain.

Ternyata keluarga calon mertuaku memang luar biasa.Ibu dan papa calon mertuaku selalu memantau keadaan kami.Terutama calon suami ku.

Tidak mau mereka melihat keluarga ku berat menanggung biaya kenduri sendiri.Sehingga alhasil satu kamar pengantinku beserta atributnya adalah ditanggung oleh calon suami ku sendiri.Bahkan yang mendesain kamar pengantin ku adalah ibu mertuaku sendiri.
Ibulah yang memasangkan sendiri semua perlengkapan kamar pengantin ku.
Warnanya pink indah banget kesukaan ku.Dijait sulam rancangan ibu mertua.Ga ada orang dikampung ku seperti ini.Calon besan masak ikut-ikutan sibuk ditempat manten orang.Tetapi itu ternyata tidak berlaku bagi keluarga calon suami ku.Apa saja kira-kira kekurangan dari keluarga ku. Calon suami ku pasti sudah dikasih tau ibunya.Sehingga calon suami ku langsung memberikan bantuan.Padahal sebelumnya orang sekampung mencibirkan kluarga ku.Ya biasalah  manusia dihinggapi "penyakit hasad".Bahkan kalau bisa kendurinya gagal atau ga berlangsung sempurna.Termasuk aku sasaran mereka "udah lah tu" ngapain kuliah-kuliah lagi.Siapa yang akan ngurusin kendurinya.Gak akan ada orang yang nolongin."Kami gak akan bantu" rata-rata itu omongan yang aku terima.Karena zaman itu sistemnya kalau ada kenduri masih dengan gotong-royong .

Begitulah sebagian kata orang-orang yang aku dan kluarga ku terima.Normal sajalah itu dalam masyarakat.Guncangan hebat pasti terjadi berlipat-lipat kepada ku.Sehingga tidak ada sebetulnya tempat mengadu.Melihat ayah dan ibu ku lebih dari tidak tega.Walau pun kadang-kadang muncul kenapa sih ayah dan ibu nyari kerjaan nyusahin badan begini.Coba biarin aja aku kuliah kan ga akan sesusah ini.Setidaknya cuma mikirin biaya kuliah saja.
Itu kadang muncul dalam pikiran ku.Tak henti-henti hati ku berdoa di kota Padang.Hanya penguasa langit dan bumi yang Maha tau.Dari setiap kesusahan dan kesulitan hambanya.Itulah Allah menurunkan bantuannya hingga keluarga calon suami ku sendiri yang turun tangan. (Ya iya lah ya...emang siapa yang pingin nikah hihi piss abii..)
Sehingga mulut orang sekampung ga bisa ngomong apa-apa lagi.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan (Ar-Rahman )

Balik lagi.Calon ibu mertua memang guru keterampilan.Sehingga luar biasa indah karya-karya seninya.Tidak seperti calon besan kebanyakan.O iya kalau manten di Padang pestanya itu biasanya ditanggung oleh keluarga masing-masing.Tanpa campur tangan pihak suami untuk keluarga istri. Paling tanggung jawab calon suami hanya " mengisi" (istilah di padang = hantaran ).Tapi bagi calon mertuaku ternyata beda.Karena mereka pantau tadi itu.Setiap hari selalu datang ke rumah cerita ibuku.Tentu saja menanyakan kira-kira apa lagi yang kurang.Padahal kali emang kurang semua ya qi..qi..

Walaupun sebetulnya aku,ibu ku adalah dulunya keturunan terpandang di kampung (tentu saja dari cerita nenek ku ya ).Dan orang termasuk orang berada (kaya) "Banyak harta tuo" atau harta warisan.

Keturunan ulama cerita ibu ku juga.Mulai dari kakek ku ayahnya ibu adalah seorang kiyai.Bergelar "Syeikh Mudo".Aku masih ketemu dengan kakekku ini.Beliau meninggal pada usia 101 th.Sering dulu aku main ke surau kakekku.Surau sekaligus pesantren tempat ngaji bagi orang-orang sekitar kampung.Bahkan dari kampung lain yang jauh dari desa tempat surau kakekku.Dan turun temurun ke paman-paman ku lain nenek.Juga kakek ku dari suami adeknya nenekku,bergelar "syeikh Datuak kosek." Juga seorang ulama.Meninggalnya di Mekah ketika menunaikan ibadah haji.Hebatnya beliau sudah dikasih karunia berupa firasat oleh Allah kalau akan tinggal selamaya di Mekah.Dan ini disampaikan kakek kepada putrinya yang ikut dalam rombongan itu.Termasuk ayah ku adalah murid dari kedua kakek ku tersebut.
Doa kembali untuk almarhum kakek-kakekku."Semoga Allah memasukkan mereka ke dalam orang-orang yang mulia di sisi Mu".Aamiin.

Sedangkan neneknya ibu adalah orang kaya di kampung.Kaya dengan harta tanah warisan yang sebetulnya begitu banyak.Sawah ku begitu luas.Juga kebunnya luas dimana-mana.Belum lagi kolam dan tambak ikan.Cuma itu disebut dengan harta pusako (harta pusaka) yang turun temurun hanya ke anak perempuan (sistim matrilineal tadi).Anak laki-laki tidak kebagian ini di Minangkabau.Cuma sayangnya harta ini tidak boleh di jual.Hanya boleh di garap saja.Nah ibu ku adalah keturunan perempuan satu-satunya dari dua orang bersaudara.Dan anak dari tantenya ibu,laki-laki semua. Otomatis semua harta adalah milik ibu ku.Dan kini itu adalah milik anak-anak perempuannya ibu. Inilah yang menyebabkan sebetulnya kecemburuan anak laki-laki di Minangkabau.Sehingga sering memusuhi saudara perempuannya sendiri.
Tapi bagi kami yang sudah mengerti harta bukanlah sebuah ukuran dalam hidup yang harus diperebutkan.Dan tidak akan dibawa nantinya.Untuk apa sampai gontok-gontokan mudah-mudahan jangan sampai begitu hingga anak cucu.Malah kakak laki-laki ku kini menebus kembali semua sawah dan harta yang tergadai oleh saudara-saudara laki-lakinya ibuku."Makasih kembali buat my brother".


Rabu, 19 November 2014

AKU SITI NURBAYA TAPI SUAMI KU SYAMSUL BAHRI

Part 9


Ga lebih dari itu.Juga ga“ada action”apapun.Walau pun penulisan ini sebetulnya sudah lama diniatkan.Tapi termotivasi lagi karena munculnya takdir kembali.Ngobrol-ngobrol dengan sahabat lamaku yang muncul satu persatu lewat account facebook ku.Termasuk yang pernah dulu nyangkut sesaat di hati.Ya normal saja sebagai manusia biasa.Sebagai bunga-bunga kehidupan.Siapa pun pasti pernah mengalami ini.Indah saja dalam perjalanan hidup.Kecuali "Siti Maryam" ibundanya nabi Isa as.Wanita suci diantara 4 wanita utama.Dalam sejarah beliau tidak pernah merasakan getaran-getaran remaja. Karena masa remajanya beliau habiskan di mihrajnya dalam mengingat Allah swt dengan zikir-zikir panjangnya.Hingga datang malaikat Jibril as atas perintah Allah meniup kan roh -Nya sebagai wanita pilihan hingga lahirnya nabi Isa as.

Sedangkan aku.Hanyalah anak manusia biasa.Yang sedang berjuang menjadi lebih baik. Semoga jalannya dimudahkan Allah hingga tergolong manusia yang di Ridhoi.

(Banyak maaf ya buat sahabat ku ini.Thank u all teman.Karena kehadiranmu kembali hingga tulisan ini jadi. 

Dalam unTaian kisah hiDup maNusia
Lahir dan tumbuh hingga menjadi remaja.

Engkau ciptakan sebuah hati
Yang sesungguhnya belum mengrti arti kasih dan sayang.
Tapi rasa itu sudahlah ada.Terpelihara indah di dalam dada.

KeTika takdir hadir kEmbali 
Jadi segar keMbali ingatan lama....menjadi seBuah keNangan indaH untuk diKenang.

Ya Robbi...ini adalah uJian...

Karena raSa yang dulu itu sdh terlarang diuNgkit kembali....
Bantu kami Ya Allah mlupakan semua..karna itu hanyalah semu belaka...

Walah...ini bisa mengalahkan puisi romantisnya Kahlil Gibran....hayy..hayy.

Lanjut lagi dengan perjodohan ku.Aku merasakan ya sudahlah ya..Hidupku sudah dipasrahkan kepada takdir.Bagaimana kata orang tuaku saja.Karena ga mungkin melawan orang tua.Pasti restunya Allah ada pada restu orang tua.Itu keyakinan ku.
Tidak ada orang tua yang mau mencelakakan anaknya.Walau pun dalam menjaga anaknya ayah ku tak sungkan-sungkan mendatangi cowok yang menggoda ku ketika aku lewat melintasi warung tempat mereka pada umumnya nongkrong.Padahal hanya sekedar memanggil namaku.Duh ini sungguh membikin aku malu.Kadang marah protes rasanya ke ayah. 
Tapi tetap saja tidak berani.Rasanya aku bener-bener anak perempuan pingitan.Yang terikat larangan ini dan itu. 

Padahal saat ini.Sungguh aku berterima kasih pada ayah dan ibu ku.Baru aku rasakan sekarang ketika kami telah memiliki putri persis seumuran ku dulu.Saat dimana aku menikmati masa remaja ku.
Sungguh tak mampu kami mendidik seperti ayah dan ibu ku.

Hidup ku waktu SMA memang habis di dalam rumah saja.Membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga.Membantu mengasuh adik-adikku.Jadinya ya keahlian dalam rumah tangga sudah ditangan.Usia 3 SD aku sudah bisa dilepas ibu memasak berbagai hidangan.Tanpa perlu bantuan ibu.Mencuci pakaian biasanya tiga keranjang penuh ukuran orang dewasa.Tanpa pake mesin cuci kayak sekarang.Mencuci dengan menimba air dari sumur pake tambang.Lengkap dengan sabun batangan ala zaman dulu. 

Kalau hari Minggu (satu-satunya hari libur sekolah zaman itu),sehabis subuh udah hampir pasti kegiatanku mulai menimba air mencuci semua baju-baju keluarga ku.Kuatir ga kering apalagi udara desa ku kelembabannya begitu tinggi.Itu pun sering sambil nyambi masak yang juga pake kayu.Ga pake kompor minyak apalagi kompor gas.Kadang kayunya juga ga begitu kering.Sehingga perjuangan menyalakan api saja hadeuhh...Alhasil hidupku di hari Minggu habis di dapur dan sumur hingga malam menjelang.Ga ada yang namanya ngumpul bareng main bersama teman-teman sebaya ku.Karena ibu juga melarang perempuan ga bagus “batandang”(bhs padang=keluyuran) main ke tetangga atau rumah teman sambil ngrumpi.Inilah bekal yang sangat berharga bagi ku kini puluhan tahun hidup di negara orang yang serba nafsi-nafsi.
Bahkan dengan tetangga pun ga saling kenal. 

Coba dulu aku senang main pasti kebingungan.Bahkan sampe ga betah minta pulang tiap sebentar.Hingga suami pun jadi ga tenang dalam bekerja.Ini yang dialami rata-rata oleh ibu-ibu rumah tangga perantauan seperti diri ku.Bagi ku Alhamdulillah.Sejak menikah tidak pernah mengalami itu.Bahkan aku dengan tetangga tetap baik.Saling memberi sesuatu apa yang kira-kira bisa dikasih.Kalau lebaran biasanya aku kasih kue.Dan tetanggaku karna tau kita muslim (kebetulan tetanggaku chinnes) biasanya selalu ngasih buah kalau mereka pulang dari luar negeri.

Lanjut lagi kegiatan ku pada hari Minggu.Kalau udah malam baru bisa menyelesaikan tugas-tugas sekolah.Di sekolah prestasi ku ya lumayan.Tetap lima besarlah.Kegiatan ekstra kurikuler seperti pramuka atau yang berbau tampil ke atas panggung seperti tari-tarian,"huff" jangan harap dapat diizinkan.Padahal aku lumayan seneng lo...he he.Nah ikut cerdas cermat,lomba pidato,Lomba puisi yang ini sangat disupport oleh orang tuaku. Nulis di mading.Mengisi acara kegiatan keagamaan ikut "muhadarrah" ayah ibu ku sangat senang.Atau menjadi saritilawah.Apalagi pernah menang juara-juara antar kelas gitu.Juga lomba pidato.Jadi aku trampil di satu sisi walau pun lemah di sisi yang lain.

Ternyata saat ini baru ku sadari ayah ku ternyata adalah ayah yang sungguh hebat.Dan ibu ku ibu yang luar biasa.Sungguh pakar dalam urusan rumah tangga.Memang belum mampu kami seperti mereka. 

Di Padang.Kutarok barang-barang bawaan ku dari kampung seadanya.Kurebahkan badan keatas kasur di dalam kamar kos ku.Mata ku menerawang menembus langit-langit loteng rumah kos.Tembus hingga langit yang ketujuh kali ya he he.
Biasanya setiap kembali ke kota Padang hati rasanya senang luar biasa.Walaupun sibuk dengan seabrek kegiatan kuliah.Tetapi kembali dari kampung kali ini ya Tuhan...aku akan meninggalkannya selamanya.Tempat ini.Kamar kos ku.Teman-teman ku.Kampusku.Dosen-dosen.Dan kota Padang yang ku cintai.(Duh...kangen kembali).

Mataku memandangi lemari pakaianku.Buku-buku kuliah tersusun rapi."Name tag"peserta setiap seminar kujejer rapi digantung diresleting lemari plastik tempat menyimpan baju ku.Ah...air mata kembali bergulir di kedua belah pipi ku.Ditengah gelapnya waktu magrib seorang diri di tempat kos ku.Aku memang duluan balik ke Padang dibanding teman-teman yang lain karena ayah sudah bikin "schedule" lagi dengan calon suami ku.Sebelum beliau balik ke kota Singa agar kita ketemuan lagi.Yaa...barangkali menurut ayah setelah aku menerima lamaran.Aku dan calon suami ngobrol-ngobrol kembali siapa tau bisa "menautkan hati" sebelum ke jenjang pernikahan.Cuma hebatnya taktik si ayah,ke calon ku dibilang aku yang pingin ketemu.Sedangkan kepadaku dibilang kalau calon suami ku lah yang pengen ketemu.Niat ayah sepertinya biar hati kita melambung karena ada yang kangen ingin bertemu kembali.Belakangan ini baru terungkap setelah kita berumah tangga ketika ngobrol-ngobrol ringan baru ketahuan kalau kita sudah kena perangkap sang ayah.Sambil mesem-mesem.

Malam itu aku langsung pamit dengan bapak dan ibu kos.Kalau malam Minggu besok ada seorang abang dari desa yang akan bertamu mengunjungi ku.Karena aku nge kos di rumah salah satu dosen ketika itu.Memang peraturannya "strike".Begitu seharusnya tempat kos an muslimah harus di jaga ketat dari tamu-tamu khususnya pengunjung laki-laki.

Malam minggu.Si dia datang "apel" mengunjungi ku di rumah kos.Hanya kita berdua tidak ada teman-teman yang biasa usil.Biasanya kalau salah satu diantara kami dikunjungi oleh teman-teman cowok..Malam minggu pula.Suara riuh rendah suit-suit an anak kos akan kedengaran di balik hordeng.Tapi kali ini sepi tidak ada godaan teman-teman.Aku takut luar biasa campur baur dan grogi.Pertemuan di kampung kemaren orangnya banyak.Tapi kali ini cuma kita berdua.Aku minta ditemenin dengan abang ku yang rumah kosnya ga begitu jauh ee malah ga mau.Katanya cuma jadi lalat doang di situ he he.
O untung saja,di luar dugaan ku.Ternyata calon suami ku orangnya humoris.Dan pandai dalam mengimbangi kegrogian sikapku.Akhirnya perbincangan pun mengalir ringan dan enak karena yang kita obrolin seputar perkuliahan ku,tokoh-tokoh,buku-buku yang aku senangi.Ternyata calon ku juga pecinta buku jadi "klop lah" hobinya kesenanganku.

Dua hari di Padang.Calon suami ku terbang ke Singapura tempat beliau bekerja.Ini pertemuan kami yang kedua.Setelah di kampung kemaren.Berlangsung tak lebih dari satu jam.Dihabiskan ngobrol pada malam itu.Hebatnya tidak ada calonku sedikit pun menyinggung tentang perjodohan kami.Luar biasa hebat di mata ku.Karena itu bagian yang sangat sensitif bagi ku.

Sediiih...sambil netes nulis ini kembali.

Sepeninggal calon ku yang sudah terbang ke Singapura.Aku dan abang ku sempat ke bandara mengantar kepergiannya.Kesedihan tingkat tinggi sepeninggalnya mulai menggrogoti diriku.Hari-hari yang aku lalui di kota Padang di kampus ku "Lubuk Lintah" selalu dihujani air mata.Tidak banyak teman-teman ku yang tau.Ku tatap mahasiswa/i lain penuh dengan candaan tawa riang yang lepas bebas.Betapa irinya hati ku.Pingin seperti mereka.

Aku tinggal di komplek kampus belakang asrama putri berdekatan dengan kos-kos an mahasiswa.Sebelum arah menuju rumah kos ku.Kami mesti melewati gang perumahan mahasiswa-mahasiswa terlebih dulu.Selalu kalau ada mahasiswi yang lewat,suara mahasiswa memanggil nama dengan berbagai bentuk yaa dalam "rangka pedekate" he he. Ah anak remaja tetap aja akan sama dari zaman ke zaman.Cuma bentuknya aja kali yang beda-beda.Ada yang agresif pake suit-suitan.Yang sopan baca salam manggil baik-baik.Dan ada yang pendiam,diam-diam tersembunyi.Itulah makanan para mahasiswi yang melewati jalanan kos tersebut.Tidak terkecuali aku mengalami juga tiap aku lewat.Takut ada.Sedikit risih juga tapi kalau seneng sih jarang he he...Karena aku barangkali biasa gadis dipingit ayah.Yang ayah tidak segan-segan menyamperin orang yang menggoda anaknya bahkan bisa dilabrak. 

Aku yang ditinggal,penuh dengan kegalauan.Sering muncul keragu-raguan untuk meneruskan perjodohan itu karena begitu cinta nya aku dengan kuliah ku.Bahkan kadang mengkhayal ini cuma mimpi saja dan bakal lewat tidak ada bekasnya.Ini sering muncul dibenakku. 









Selasa, 18 November 2014

AKU SITI NURBAYA TAPI SUAMI KU SYAMSUL BAHRI

Part 8

Tiba-tiba ayahku memanggilku dengan wajah yang sumringah.Berbinar dan penuh semangat."Ayo masuk kedalam".Ayah ingin bicara.Kata ayahku.Ayah mulai menanyai ku dengan serius.Apa benar aku sudah mau menerima lamaran semalam.Dengan setengah mengangguk aku mengiyakan.Entah mendapatkan kekuatan dari mana.Tapi dengan satu syarat kata ku menambahkan.Beri aku waktu satu semester lagi (6 bulan) untuk kuliah.Yang sebetulnya bukanlah untuk kuliah yang aku minta.Tetapi waktu enam bulan itu aku minta untuk mempersiapkan mental ku lahir dan batin kalau aku akan memasuki gerbang pernikahan.Babak baru dalam sejarah hidup ku.
Ayah dan pamanku langsung pergi ke rumah calon suami ku.Mengabari yang memang rumahnya tidaklah begitu jauh.Hanya 10 menit kalau naik motor.Atau stengah jam kalau jalan kaki.Waktunya sebelum kembali ke Singapura tersisa tiga hari lagi.

O..Tuhanku.Hati ku menjerit,menangis.Berteriak setelah keputusan ku.Air mataku turun deras sederas-derasnya.Mengalir turun seperti hujan lebat.Melebihi tangisan ku sebelum-sebelumnya.

Jodoh itu mengejutkan.Hadirnya tidak pernah kita duga.Terkadang membuat luka dan air mata. Hanya satu yang kita yakini...Jodoh itu Allah yang menentukan bukanlah kita.

Pagi Minggu.Setelah pertemuan itu.Sebelum aku kembali ke kota Padang tempat aku menuntut ilmu.Ayah mengajakku ke rumah calon suamiku.Bertemu calon mertua dan calon iparku.Sedangkan calon suami ku sudah duluan ke kota Padang sebelum menuju Singapura.

Di kampung ku.Kalo hendak ke Padang biasanya selalu menunggu bis di pinggir jalan kearah jalan raya yang agak rame.Sedangkan jalan raya ke arah rumah ku agak masuk ke dalam.Sehingga kami mesti jalan kaki keluar menuju persimpangan jalan.Setiap kali aku balik ke Padang pasti ayah akan selalu mengantarkan ku sampai di pintu bis.Hal ini sering tidak membikin nyaman diri ku.Karena” super protektifnya”ayah terhadap ku.

Sedikit cerita tentang ayahku.Kata teman-teman ku ayah ku “super galak".Apalagi  terhadap “maklhuk” yang namanya cowok.Itu ga akan pernah berpeluang mendekati ku.Hal ini sudah dipraktekkan ayah mulai semenjak aku melihatkan tanda remaja.Ya saat duduk di bangku madrasah (SMP).Lebih-lebih lagi ketika aku duduk di bangku SMA.Pergi sekolah sering dianterin.Udah gitu pulangnya suka ditungguin ayah di gerbang sekolah.Hadeuhh...malu luar biasa dengan teman-teman ku.Bahkan ada yang ngeledek aku ini anak “babe”.Terpaksa saja aku jalanin selama 3 tahun.Dengan menahan malu.Kalau ayah dibantah aku takut dimarahin. 

Teman-teman cowok anehnya bukan malah kabur.Ee...malah semakin mendekati ku.Smakin menjadilah ketakutan ku.Ayah memang menjaga “mutiaranya” baik-baik.Dan kalau pun suatu hari aku menikah sudah hampir pasti aku akan dijodohkan sesuai pilihan ayah.Bukan pilihan ku.Karena begitu ayah dengan prinsipnya.Prakteknya sudah berlaku terhadap tante2 ku adek perempuan ayah. Apalagi ini terhadap anak gadis pertamanya lagi.Ga akan bakal bisa memilih sesuai dengan pilihan hati.Walaupun laki-laki dalam takdir mengelilingi ku(hi hi sombong lagi).Lebih-lebih saat aku kuliah kini.Padahal aku rada pendiam dan minderan dikit hehe.Bahkan cerita ibu waktu aku sudah dijodohkan ini ternyata sudah ada beberapa yang melamar ku ke ayah.Cuma mungkin selama ini orang tuaku belum srek kali ya. 

Ah...dikelilingi laki-laki lumrah saja bagi seorang remaja seumuran ku.Biasalah seperti bunga pasti banyak didatangi kumbang.Yaa...tidak dipungkiri pasti ada yang sempat nyangkut “sesaat”di hati(don't be jealous abi ya..hehe).Wajar saja kan sebagai manusia biasa.Dikasih fitrah oleh Allah suka dengan lawan jenis.Tersimpan saja di dalam hati.Ga lebih dari itu.Juga ga “ada action”apapun.

AKU SITI NURBAYA TAPI SUAMI KU SYAMSUL BAHRI

Part 7

Kubuka mata dengan berat.Sambil melemparkan pandangan ke sekelilingku.Tatapan ku kosong linglung.Dari jauh sayup-sayup ku dengar obrolan ibu dengan pamanku.Dari dapur yang sedang menyiapkan sarapan.Yang ku tangkap obrolan yang gak begitu berarti sekedar basa-basi sapaan pagi.  Aku segera membenahi tempat tidurku.Keluar menuju dapur tempat dimana disitu ada ibu ku.Ibuku diam saja dingin tanpa memandangku sedikit pun.Aku tau dari wajahnya menyiratkan kekecewaan yang sangat mendalam atas penolakan sikapku tadi malam. 

Ibu ku masih memiliki paham kalau perempuan itu ga usah sekolah tinggi-tinggi.Toh nanti akan jadi ibu rumah tangga juga (haiyaa...ibuu..).Mungkin karena betapa susahnya ibu ku selama ini menahan beban berat meminjam uang ke sana-sini untuk biaya kami.Hingga dengan inilah caranya ibu ku membujuk ku.Duh kasian ibu ku.Penderitaan dan pengorbanannya sebagai istri dan ibu tidak bisa kuceritakan disini.Mungkin dilain kesempatan.Karena ibu ku adalah ibu yang kuat,sabar dan tangguh. Doa juga buat mu ibu dari setiap ujian-ujian hidup yang di lalui semoga ibu tergolong istri yang sholehah.Di hari tua mu hanya doa buat mu ibu.Karena ga akan mampu aku membalas jasamu.

Lanjut lagi...padahal alasan yang disampaikan ibu ku inilah yang membuat aku tidak sepaham.Marah dan jengkel ketika itu.Juga membuat kaum feminisme meradang kali ya hehe.

Belakangan hari baru aku bisa memahami maksud dari kata-kata ibuku.Walaupun sepenuhnya aku tidaklah setuju.Tapi ada hal-hal yang betul makna yang tersirat dari apa yang dimaksud ibu ku.Hanya dengan berhuznuzon bisa menangkap ini semua.

Kulemparkan pandangan ke arah kolam ikan tepat dibelakang tempat tinggal ku.Ku lihat pamanku suami dari adek ayah ku sedang iseng memancing ikan.Juga sendu tak bersuara.Hati ku semakin hampa melihat keadaan disekeliling ku.
Dek”,terdengar suara memecahkan lamunanku.Oo..kakak laki-laki ku satu-satunya yang mendukung prinsip ku.Yang slalu tak henti-hentinya memberi ku semangat. “Besok kita siap-siap ya kembali ke kota Padang".Kita mulai kembali dengan semangat yang baru.Kuliah dengan betul-betul mengejar cita-cita.Lupakan apa yang sudah terjadi.Anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa.Kita tatap masa depan dengan semangat.Begitu kata kakak laki-laki ku.Aku sedih luar biasa.Tatapanku kosong sambil mengangguk mengiyakan apa yang dikatakan kakakku.Aku benar-benar disupport oleh kakak ku.Terima kasih buat “uda ku".You are best brother for me.

Perbincangan kami pun mengalir begitu saja.Ibu ku sekali-kali melemparkan pandangannya kearah kami.Barangkali nguping pembicaraan aku dan kakakku.Hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi.

Tiba-tiba entah datang kekuatan dari mana terlontar dari mulut ku. “Da (sapaan buat kakak laki-laki di Padang) seandainya aku mau menerima lamaran semalam bagaimana ya?.Kata ku tiba-tiba spontan.Tentu saja kakakku kaget luar biasa.Wajahnya memerah.Ah jangan main-main kau dek!.Dia menimpali !.Ya betul kataku lagi spontan tanpa ragu.Beneran ini katanya lagi stengah berteriak. Karena saking tidak percayanya barangkali atas ucapan ku.Ya bener kata ku lagi.Kalau gitu uda sampaikan ke ayah lo.Silahkan saja kata ku stengah santai tanpa beban sedikit pun.Kakak ku pun masuk menemui ayah ku.Kulirik ibu ku yang nguping dari tadi.Tetap diam seribu bahasa.Dari rona wajahnya kulihat berbinar menunjukkan kegembiraannya.

AKU SITI NURBAYA TAPI SUAMI KU SYAMSUL BAHRI

Part 6

Rasulullah saw menganjurkan.Jika berminat meminang seorang gadis maka lihatlah terlebih dahulu. Proses melihat inilah yang di maksud Ta’aruf. Berkumpul bersama keluarga besar saling memperkenalkan mana anak laki-laki mereka dan mana perempuan yang menjadi calonnya.Tidak lebih dari itu.Setelah itu apabila sudah bersepakat baru dilanjutkan ke jenjang proses berikutnya. Bukan Ta’aruf ala anak muda sekarang (yaitu pacaran) atau jalan bareng saling mengenal pribadi masing-masing lebih jauh dengan seringnya keluar ala pacaran.
Hal ini sudah sangat jauh dari arti Ta’aruf dalam konsep Islam sesungguhnya.
Nah mungkin saat itu inilah proses Ta’aruf yang kami jalani.

Calonku mengajukan bagaimana “akad”digelar saja.Sedangkan aku tetap terus melanjutkan kuliahku. Dan dia balik ke Singapura seperti biasa.Tapi kami telah diikat dalam ikatan syah secara agama.Hal ini sebaliknya aku yang tidak menyetujuinya.Aduh gimana malunya nanti dengan kawan-kawan ku.Karena saat itu di kampus ku belum lazim kuliah nyambi nikah.

Akhirnya ya...Aku menyerahkan kartu as ku.Kalau siapa yang berkeinginan buru-buru nikah silahkan saja duluan.Karena kita memang beda usia.Aku baru masuk angka kepala dua.Sedangkan calon ku sudah menuju 28 tahun.Usia yang sudah sangat matang bagi seorang laki-laki untuk  berumah tangga. Itulah salah satu alasan mengapa calon suami ku tidak mau menunda lagi.Atau menungguku hingga menyelesaikan kuliahku dulu.Sedangkan aku tetap bertahan pada prinsip ku semula.

“Aku akan melanjutkan kuliah ku dulu.”Aku belum mau menikah !!.
Itulah putusan malam itu tanggal 4 Maret 1995.

Setelah pertemuan malam itu.Hati ku galau tidak tau entah kenapa.Padahal apa yang ku mau sudah aku peroleh.Kubayangkan kembali wajah-wajah keluarga ku selepas pertemuan itu.Tertunduk penuh kekecewaan.Mereka tidak menyalahkan ku.Karena sangat paham kecintaan ku dengan kuliahku.Tapi juga merasa sayang melepas calon suami ku.Karena orangnya memang baik aklhaknya dan layak dijadikan mantu..Ini yang membuat wajah mereka sedih.

Jika datang (melamar)kepadamu orang yang engkau senangi agama dan akhlaknya.Maka nikahkanlah ia (dengan putrimu).Jika kamu tidak menerima (lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan kerusakan yang luas. Hadist (HR: Tirmidzi).

Malam itu tak bisa ku pejamkan mata sedikit pun.Gelisah tidak menentu.Hingga pukul 04.00 menjelang subuh. 
Akhirnya kuberanikan bangun.Tergiang-ngiang kata-kata calon suami ku tadi malam.Sudahkan diri ku sholat Istikhoroh.Kuambil air wudhuk.Kubentangkan sejadah, tenggelam dalam sholat dua raka’at yang aku dirikan di sepertiga malam terakhir.Di dalam setiap untaian bacaan sholat ku.Aku begitu pasrah tenggelam dalam doa-doa yang aku lantunkan.

Ya Allah...Tuhan ku...Engkau yang mendatangkan takdir ini kepada ku.Sungguh aku tidak tau dan mengerti.Seandainya ini jodohku yang terbaik untuk ku.Tolong Engkau mudahkan urusanku.Dan seandainya ini bukanlah yang terbaik untukku....gantilah dengan jodoh yang lebih baik lagi yang Engkau kirimkan untuk ku.

Inilah kata-kata yang hanya dalam hati ku.Karena tak mampu lagi lidah ini bergerak...bergetar..karena kesedihan yang begitu dalam.Berat badan ku pun drop hingga 5 kg. Pasrah sepasrah-pasrahnya kepada sang pencipta langit dan bumi.Air mata sudah tak mampu aku bendung.Mukena yang aku pakai basah kuyup karena dibanjiri air mata.Tanpa terasa aku pun terlelap diatas sajadahku hingga pagi.

AKU SITI NURBAYA TAPI SUAMI KU SYAMSUL BAHRI

Part 5

Kalau ada kesenian rakyat atau keramaian biasanya itu tempat berkumpulnya pemuda dan pemudi desa.Sedangkan aku ga akanlah ada kesempatan ikut itu.Jadi hampir ga pernah ikut.Karena pasti ayah dan ibu ga akan mengizinkannya.Paling nanti kalau aku ngotot,ayo ayah anter dan temenin.Walahh... makin ga enak lagi.Mending ga ikut.Jadilah aku memang tidak begitu dikenal di desa sendiri.Walaupun belakangan aku baru tau dari sahabat dekatku.Ternyata aku digemari oleh pemuda-pemuda desa.Aduh..sombong juga nih...padahal aslinya minder.

Hari pun berganti terus.Mata ku sembab karena ga berhenti nangis.Mengeluarkan air mata siang dan malam.Inilah yang disampaikan ibu-ibu tadi di terminal bis kota.
Ibuku begitu keras.Sedangkan ayah ku dua kali lipat kerasnya dari ibuku.Cuma ayah tak pernah berani mengungkapkannya kepada ku.Jadi ibu selalu yang jadi juru bicaranya.Otomatis dengan ibukulah aku selalu ribut tiap saat nyaris sampe satu bulan Ramadhan penuh.Inilah sampe sekarang yang aku ganti puasa ku.Yaa...mudah-mudahan Allah menerima gantinya.Karena aku menyadari kuatir saja puasa ku saat itu ga diterima Allah.Karena selalu marah dengan orang tua ku.Ya Allah ampuni dosa ku....

Hari H perkenalan dengan bakal calon suami ku pun tinggal tiga hari lagi menjelang lebaran datang.Si dia pun sudah berada di kampung karena bekerja di Singapura.Namun ada yang sangat menggembirakan hati ku saat itu.Sebelum pertemuan itu ayah sudah mengajak ku bicara sebagai kepala rumah tangga yang akan menikahkan anak gadisnya dengan orang lain.Saat itu ayah ku menyampaikan memang aku sudah dilamar calon suamiku.
Tetapi kata ayah dengan” berusaha bersikap wise” bagaimanapun keputusan terserah pada ku.Ini yang masih terngiang di kuping ku. Oo..betapa leganya dunia rasanya.
Aku terbebas dari belenggu penjara perjodohan yang mengikat ku.Kakak laki-laki ku juga turut gembira karena dia selama ini yang hanya mendukungku.Agar aku kuliah dulu seperti yang dicita-citakan.

Malam itu sehabis magrib.Hampir seluruh keluarga besar ku berkumpul di “Rumah Gadang”. Menyaksikan pertemuan antara diri ku dan dan calon suami ku.Karena kata orang sekampung suami ku dan aku sangatlah cocok dan sesuai.Calon suami ku putra orang terpandang di desa.Terkenal kesholehannya.Pintar dalam sekolahnya.Rajin juga dalam ibadahnya.Kalau tampang rasanya juga ga kalah hehe...(menurutku tentunya).Dan yang paling mengagumi ku taat sama ibunya.
Mengenai ketaatan ini memang sudah jadi buah bibir orang-orang.Karena dalam riwayatnya,masuk sekolah kemana aja tentu mulai dari TK hingga perguruan tinggi semuanya ibu yang menentukan harus masuk kemananya.Walaupun seringnya tanpa sepengetahuan beliau.Si ibu sudah mendaftarkan anaknya di sekolah mana yang kira-kira ibu srek untuk putra terakhirnya itu.Bahkan kuliah pun tanda tangannya saja dicontek oleh abang calon suami ku.Karena menurut ibu mertuaku,dari ketiga anak beliau.Pingin banget satu dari putranya yang bisa menguasai ilmu agama.Yaa jadi ustad lah kata ibu. Hingga jodoh pun ibu yang mencarikan.Padahal calon suami ku menjadi rebutan di desa.Orang tua pingin ngambilnya jadi mantu.Begitu yang aku dengar ketika aku sudah dijodohkan.Ya maklum saja semuanya lengkap ada pada calon suami ku.Hi hi..(si abi langsung happy euyy).Walau pun manusia pasti tidak ada yang sempurna.

Sebelum pertemuan.Aku sengaja mengulur-ulur waktu.Karena sesungguhnya memanglah tidak siap untuk pertemuan ini.Toh “kartu as” kan sudah ditanganku kalau aku akan menolak karena ingin melanjutkan kuliah hingga menjadi SARJANA. Ya serjana agama (S.ag).Dari fakultas Dakwah IAIN IB Padang.Hmm...IAIN...bagi ku “ I’m proud it!.”Ga akan terlupakan dalam hidup ku!!.Walau pun saat ini aku sudah serjana tentunya dari perguruan tinggi yang lain.

Dua kali utusan datang menjemput ku.Hingga aku pun sudah tidak enak hati.Didampingi kakak laki-laki ku.Aku langkahkan kaki dihalaman rumah yang terpisah dari tempat tinggalku.Kulihat sekeliling rumah gadang telah penuh oleh keluarga besar dan tetangga-tetangga dekat.Yang hanya memang menunggu kedatanganku.Karena calon suami ku sudah dari tadi datang semenjak magrib.Sedangkan aku baru menampakkan batang hidung setelah waktu Isya’masuk.

Kuucapkan salam dengan kakak laki-laki ku...Semua orang yang hadir berdiri menyambut kedatanganku.Aku sampai merinding kenapa orang-orang sampe berdiri.Hening sepi sesaat yang tadinya suara riuh rendah kedengaran.Tapi mataku tertuju kepada seseorang yang asing saat itu yang justeru memulai untuk berdiri saat kedatangan ku....Hingga akhirnya yang lain pun ikut berdiri.Betapa orang ini sangat menghargai kedatanganku.Begitu gumam dalam hati ku.Yang memang sangat aku banggakan di kemuadian harinya.Seseorang yang sangat asing dimataku.Yang belum pernah aku kenali.Bahkan ngeliat wajahnya sekali pun.

Hidangan makan malam pun sudah dihidangkan keluargaku.Khusus untuk malam itu.Sekali-kali terdengar suara canda dan tawa ibu-ibu dan bapak-bapak yang hadir.Dan seolah tak mau kalah calon ku pun ikut menimpali.Sehingga memecah kekakuan yang seharusnya pada malam itu.Aku pun  akhirnya ikut tertawa yang sudah sekian lama rasanya wajah ku tidak pernah menampakkan senyumnya lagi.Sampai akhirnya ayah ku membuka suara memperkenalkan kami.
Kami dipersilahkan ayah duduk bicara.Sementara hadirin ikut paham sambil sebentar meninggalkan kami.Inilah saat yang bikin rasa jantungku terasa copot.Tapi berusaha tenang karena tekad ku sudah bulat ingin meneruskan kuliah dulu.
Saling bertukar pandangan bagaimana pendapat masing-masing atas perjodohan kami.Tentu saja aku ingin dengan jawabanku semula.Tapi bagaimana pun tetap aku berusaha larut dalam skenario perjodohan ini.
Calonku ketika itu bertanya,”Apa aku sudah melakukan Istiqarah”?.
Dalam hati ku.Lagian apa yang mau aku Istiqorohkan.Kan dari awal aku ga mau menikah karena mau melanjutkan kuliah dulu.Sedangkan pengakuannya,dia bukan lagi sholat Istiqoroh tetapi  sudah sholat Hajat (sholat meminta sesuatu).Inilah akhirnya yang terngiang-ngiang di telinga ku sampai waktu subuh.Dan belakangan aku baru tau ternyata sewaktu aku baru lulus SMA “nama ku” sudah dibawa dan didoakan di “Multazam” salah satu tempat yang mustajab disampingnya Ka’bah.Inilah barangkali namanya kekuatan do’a.

Kita memang beda usia kurang lebih delapan setengah tahun.

Malam itu kita mengajukan beberapa”option”tapi  tidak ada satu pun yang klop.Aku minta,bagaimana kalau tunangan saja dulu.Menungguku sampai selesai hingga wisuda.”Ga lama kok”sekitar dua tahun lagi,kataku.Tapi calonku tidak sepaham karena dalam Islam memang tidak memiliki konsep tunangan.Yang ada istilah Ta’aruf.Yaitu pengenalan kedua calon mempelai sekaligus keluarga besarnya.

AKU SITI NURBAYA TAPI SUAMIKU SYAMSUL BAHRI

 Part 4

Sedangkan ibu mertuaku juga tak kalah bercerita.Calon suamiku adalah anak bungsu dari tiga bersaudara.Yang memang sudah waktunya untuk menikah.Tetapi belum menemukan pasangan yang cocok.Yang saat itu sudah punya perjodohan juga dengan yang lain oleh Ustadz  Pesatrennya di Bogor.Tempat calon suamiku dulu mondok.Tapi yaa namanya jodoh ya bukan ditangan kita.Begitu saja menyikapinya.Hal ini tentu juga menjadikan pukulan tersendiri bagi calon ibu mertuaku.Inilah yang mereka curhatin.Ujung-ujungnya ternyata aku yang jadi sasarannya he he..

Sedangkan aku sebetulnya.Walaupun masih satu daerah tapi calon ibu mertuaku ga mengenalku.Mungkin karena itu tadi.Aku gadis yang dipingit saat remaja.Juga calon mertua belum mengenal wajahku seperti apa.Ketika ditanya saat disampaikan ke anaknya yang mau dijodohkan denganku.Calon suamiku nanya,"emang ibu udah kenal dan tau anaknya".Eh si ibu dengan enteng menjawab,”Belum.Ketawalah calon suamiku. Lah..buu..ibu aja belum kenal dan malah ga tau juga wajahnya seperti apa,kok brani-braninya menjodohkan aku dengan dia.Masih kecil lagi.Apalagi dengan aku bu! ga kenal.Begitu celutuk calon suami ku. 
Cuma pengakuan dari calon papa mertuaku kabarnya sering memperhatikan aku bolak-balik pulang sekolah sewaktu SMA.

Calon ibu mertua dan papa mertuaku adalah pensiunan guru.Jadi sering berpapasan di jalan dengan ku.Saat itu aku sekolah mengendarai “vespa” berwarna hijau alpukat.Ya vespa cantik mengkilat kesayangan ayah.Begitu pintarnya ayah merawatnya.Sehingga tidak ada goresan sedikitpun.Tergores aja sedikit olehku pasti ayah akan nanya.Jadi aku pun sangat berhati-hati membawanya.Cocok banget kata ayah bila aku membawanya.Seperti “Princes”naik kereta kencana kali ya he he...

Vespa itulah yang mengantarkan aku sampai kuliah di Padang.Dijual oleh ayahku untuk uang 
pendaftaran ku. Aduhh...abaku (ayah) betapa sayangnya aba pada anaknya.Masih terbayang bagaimana rona wajah ayahku ketika mengatakan akan menjual vespa itu.Belum mampu aku membalasnya hingga saat ini.Walaupun vespa itu sudah lama aku ganti setelah menikah.Tapi tetap saja tidak akan sama.Doaku saja buat ayah yang sudah sakit-sakitan sekarang di kampung.Mudah-mudahan ayah di sisa umurnya adalah umur yang paling Barokah yang dikasih Allah.Sabar dalam menghadapi ujian-ujian seperti dulu.Khusnul Khotimah penghujungnya.Doa dari putrimu.

Lanjut tentang papa mertuaku.Yang sering memperhatikan ku (skarang juga sudah almarhum. Alfatehah untuk papa).Smoga papa di sana ditempatkan Allah ditempat yang terbaik.Katanya aku selalu menyapa kalau kita lagi berpapasan.Ternyata itu yang membuat papa mertuaku jadinya memperhatikanku.Karena katanya jarang anak remaja seusiaku menyapa orang yang setua beliau.Pasti setelah itu akan nyari tau itu putri siapa he he.Ya begitulah kebiasaan orang tua.Pasti terpikat dengan sopan santun.Akhlak dalam agama Islam.Padahal kebiasaan ku menyapa ini karena ya sekedar penghormatan saja.Setidaknya tersenyum.Kesenangan ku juga menyapa orang-orang  “susah”yang biasanya jarang dihargai orang lain.Nah aku malah cendrung lebih nyaman beramah-tamah dengan mereka.Karena sebetulnya aku "sedikit minder dengan teman-teman remaja sebayaku.Atau anak muda jaman itu.Karena aku cenderung ga gaul.Bukan karena apa-apanya sih.Karena aku juga belum orang baik,apalagi sempurna.

AKU SITI NURBAYA TAPI SUAMI KU SYAMSUL BAHRI

Part 3

Sementara kepingin maju luar biasa.Tidak mau ketinggalan dengan teknologi.Nah,dalam hidup daya juang harus mesti tinggi.Kuat dan kokoh dalam perjuangan.Jangan gampang menyerah.Apalagi rasa minder dan malu.Buang saja jauh-jauh.

Lanjut cerita kakakku.Kakakku masuk saja ke warnet.Saat itu sewanya memakai komputer kira-kira Rp 500/jam.Langsung saja ia duduk di depan komputer.Sok tau.Kayak orang yang sudah mahir menggunakan komputer.Padahal barang tersebut sangat “super aneh” dan sekaligus menakjubkan sebenarnya.Komputer jaman itu masih jadul entah Pentium brapa.Layarnya juga yang masih tebal kayak televisi 14 inch zaman dulu he he.Kakakku langsung beraksi.Menatap satu persatu “Hardware”nya.Mulai dari layarnya.Keyboardnya dia sentuh.CPU nya.Sampai kabel-kabel yang menghubungkan komputer ke listrik.Semua tak luput dari pandangan kakak laki-laki ku.

Waktu menuju satu jam berjalan terus.Mulai mikir uang 500 perak ntar bisa nambah lagi kalau nambah jam.Padahal komputer dari tadi belum diapa-apaikan.Baru sekedar ditatap dan diraba.Karena sebetulnya memang tidak tau cara menyalakannya.Tiba-tiba datanglah petugas warnet.Ternyata dari tadi memperhatikan kakakku.Kali si petugas warnet juga mikir ya.Ini sudah hampir satu jam kok komputer ga di apa-apain.Padahal pelanggan yang lain yang belakangan datang saja sudah dari tadi mengutak-atik komputernya.”Ada yang perlu saya bantu da”?(mas)kata petugas warnet.Kakak ku dengan santainya menjawab.”O..enggak da makasih.Pura-pura sok tau tadi.Padahal dalam hati entah galau seperti apa.Dengan usahanya yang gigih memplototi perangkat komputer tidak sia-sia.Akhirnya tidak lama kemudian matanya tertuju pada sebuah tombol.Dengan memberanikan diri dipencetlah tombol tersebut.O..komputernya hidup dan menyala.Senengnya luar biasa.Mulailah ia menggerak-gerakkan” mousenya” hasil nyontek dari orang sebelah tentunya.Sesama pengguna warnet hehe. Mulailah kakak ku beraksi.Klik ini dan itu.Sampai akhirnya aku pun diajak ke warnet diajarkan oleh kakakku untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliahku.Sungguh luar biasa!!. 
Dengan berawal dari pengalaman inilah dikemudian hari, kakakku meraih “Master of Information and Technology Management (MITM) University of Walonggong Australia”. I’am proud with you my Brother.Sedih sekaligus bangga luar biasa.

”Cara Allah menyayangi mu mungkin tidak dengan memudahkan jalanmu menuju sukses.Tapi dengan kesulitan yang kelak baru kau sadari bahwa kesulitan itu yang akan membawa suksesmu semakin berkesan dan istimewa.

Calon ibu mertua dan papa mertuaku adalah orang yang baik.Tempat berkeluh kesah ibuku.Terutama akhir minggu tempat meminjam uang untuk kiriman bekal aku dan kakak ku,yang sedang kuliah di kota Padang.Tempat langganan mengambil “kain”.Untuk disulam tangan.Setelah selesai ibu ku menyerahkan kembali ke calon ibu mertuaku.Ibu mertua memang keahliannya sulam-menyulam.Dari situ ibu ku dapat upah.Ya sekedar bantu-bantu uang belanja.Walaupun ngejaitnya berhari-hari siang dan malam.Disela-sela pekerjaannya sibuk mengurus rumah tangga.Kadang matanya juga sudah kabur mulai kabur.Harus ganti kaca mata.Butuh biaya lagi.

Berawal dari sinilah namanya ibu-ibu ya..sering curhat tentang anaknya masing-masing.Ibu ku menceritakan tentang kami.Aku dan kakakku.Tak ketinggalan ceritanya tentang semangat kuliah kami yang begitu tinggi.Tambah lagi prestasi yang lain.Nilai-nilai akademik yang membanggakan.Begitulah cerita ibuku.

AKU SITI NURBAYA TAPI SUAMIKU SYAMSUL BAHRI

PART 2

Di terminal bis kota (Terminal Lintas;skarang sudah tidak ada).Aku mulai memesan karcis bis menuju Payakumbuh kota kelahiranku.Di antara kerumunan orang-orang yang lalu lalang di depan loket penjualan tiket aku didekati dua orang ibu-ibu paruh baya yang bagiku sudah tidak asing lagi.Mereka adalah masih satu keluarga besarku di kampung.Langsung saja ku sapa dengan sopan.Perbincangan kami pun tak dielakkan lagi.Namun diantara perbincangan kami sepertinya si ibu kelepasan bicara.Ini yang membuat kepalaku berputar keras hingga menghabiskan perjalanan panjang 4 jam menuju “Payakumbuh”desa kelahiranku.

Baru saja ku tarok tas bawaanku.Tiba-tiba adek laki-laki ku,persis dibawah ku menyodorkan sebuah album photo.Photo seseorang yang tidak aku kenal.Bahkan belum pernah melihat atau sekedar tau wajahnya sekali pun.Betapa kagetnya diriku,marah,protes,ingin berteriak sekeras-kerasnya.Tidak percaya ketika ibuku tiba-tiba menimpali kalau jodoh ku sudah ada.Aku telah dilamar oleh seseorang.Putra dari kenalan orang tuaku.Juga masih satu daerah dengan ku.

Dunia rasanya berputar...terbalik...tidak percaya.Aku sungguh tidak terima. Mengapa kehidupan tidak adil dengan ku.Aku masih ingin meneruskan perkuliahanku.Aku ingin menggapai cita-citaku seperti orang-orang..amak...aba (panggilan buat ortu ku).Aku masih ingin kuliah kenapa tega menikahkan ku.Begitulah teriakan hatiku.Bukankah engkau wahai orang tuaku dulu yang menanamkan cita-cita setinggi langit agar menjadi orang.Hidup enak tidak mengalami kesusahan seperti ayah dan ibu.Bukankah itu dulu kata-kata yang ditanamkan kepadaku dan abang (uda)ku yang tertua kebetulan satu kampus walaupun beda fakultas denganku.

Yah,aku memang menyadari kami berasal dari keluarga yang sederhana.Memiliki saudara enam orang.Apalagi ayah menyekolahkan dua orang anak sekaligus di kota Padang.Aku dan kakak laki-laki ku.Sedang adek-adekku masih kecil-kecil.Semuanya mesti butuh biaya untuk sekolah.Adek yang no 3 persis di bawah ku saat itu baru duduk di MTSN (Madrasah Tsanawiyah kelas 2). Adek di bawahnya lagi juga laki-laki baru duduk di kelas 6 SD.Sedangkan yang paling bungsu perempuan si kembar baru kelas 4 SD.Tentu saja tidak akan cukup penghasilan ayah sebagai wiraswasta kecil-kecilan di kampung.Terpaksa di sambi dengan bertani.Sedangkan ibu cuma ibu rumah tangga.Walaupun beliau pernah mengenyam bangku kuliah di fakultas ekonomi di Universitas Andalas.Jadi,seandainya aku sudah menikah setidaknya kan beban tanggung jawab orang tuaku tentu akan berkurang.Karena sebetulnya aku juga tidak tega melihat mereka.Sering aku kasihan melihat ibu dan ayahku.Kadang di kota Padang aku melamunkan keadaan mereka di kampung mencari uang demi aku dan kakak laki-laki ku yang mereka kuliahkan di Padang.Karena itu aku dan kakakku betul-betul semangat belajar dengan benar.Ingin cepat-cepat selesai.Agar bisa mengurangkan tanggung jawab mereka.Syukur-syukur bisa membantu mereka.
Kakak ku ga kalah aktifnya di kampus. Bahkan sampai meraih ketua Senat Fakultas.Yang zaman itu bagi seorang Mahasiswa adalah karir yang membanggakan.Sebagai cikal bakal seorang pemimpin nantinya. Aktif juga dalam keorganisasian.Rajin menulis di “Suara Kampus” koran yang menampung aspirasi dan kreatifitas mahasiswa.Bahkan kakak ku termasuk salah satu pengurus intinya.Dari tulisan-tulisannya kadang dia kirimkan ke koran ‘Haluan’ salah satu nama koran di Padang.Sehingga ya.. lumayan dapat honor.Setidaknya jajan untuk dirinya terbantu.
Ketika “komputer” mulai populer dengan banyaknya warnet dan kursus komputer diadakan dimana-dimana.Tentu saja kami sebagai mahasiswa yang ingin maju pingin banget menguasai ilmu itu.Setidaknya cara mengoperasikannya.Cuma tetap saja terkendala oleh biaya.Mau dimintak ke orang tua kan sudah tidak mungkin.Sudah tidak tega dan kasian.Jadi gimana caranya?.

AKU SITI NURBAYA TAPI SUAMIKU SYAMSUL BAHRI

AKU SITI NURBAYA TAPI SUAMIKU SYAMSUL BAHRI


Part 1 : 

Pernah dengarkan cerita dari Ranah Minang yang sangat melegenda.Kisah roman percintaan yang berakhir tragis dengan kesedihan.
Cerita “Kasiah Tak Sampai”,SITI NURBAYA dan SYAMSUL BAHRI.Direnggut “DATUAK MARINGGIH” akibat kawin paksa dari orang tua.

Sekitar 21 tahun yang lalu,tahun 1993.Menapaki anak tangga di salah satu kampus negri di Padang.Tempat kota ku menuntut ilmu.Melanjutkan cita-cita seorang gadis desa yang ingin kuliah.
Dengan semangat penuh menyandang status mahasiswi.

Kesibukan sebagai mahasiswi baru aku jalani.Diselingi dengan organisasi dan sangat tertarik mengikuti berbagai seminar .Karena yaa begitulah dunia mahasiswa/i saat itu.Penuh dengan keidealismean.Belajar menjadi seorang pemimpin.Sibuk mencari tokoh yang diidolakan sebagai pemacu diri kesuksesan yang dicita-citakan.Ya kalau dikasih gelar ketika itu jadi ratu seminar rasanya sih sah-sah saja hihi...Karena memang begitulah adanya.Uang jajan jatah satu bulan dari orang tua pun cenderung cepat habis untuk ongkos bayar seminar.Nilai-nilai akademik juga turut membanggakan orang tuaku.Karena indeks prestasiku yang terakhir nyaris mencapai angka 4 (sombong dikit ya).
Walaupun masa itu hanya dikasih Tuhan tidak sampai empat tahun.Sebagaimana layaknya mahasiswa lain minimal menamatkan masa perkuliahannya.Toh cukup menjadikan bekal bagiku untuk menapaki hidup selanjutnya dinegeri orang negara tetangga “negeri singa”bersama pendamping hidupku.Seorang yang telah merenggut kebahagiaanku (dalam tanda kutip yaa!!!)sebagai mahasiswi yang lagi enak-enaknya menikmati perkuliahan dunia anak remaja seumuranku.

Kisahku baru dimulai.....

Menapaki usia dengan angka kepala dua saat itu.Teman-temanku di kampus atau pun di rumah kos tempat aku bernaung selama aku kuliah di kota Padang,baru saja menyampaikan ucapan selamat atas hari jadi ku.Betapa sedih dan sekaligus terharu.Oo..sekarang usiaku telah berkepala dua.Sudah tidak belasan lagi.Wajar saja kita manusia selalu akan kaget setiap perubahan umur dengan berganti angka didepannya.Begitupun dengan aku tidaklah beda.

Suatu malam selepas waktu Isya’,ku buka pintu kamar kos sekedar mencari angin malam yang seger karena kota Padang memang rada-rada panas dibanding kota kelahiranku.Kebetulan kamar kosku terletak dilantai dua.Yang memiliki balkoni langsung didepannya.Belakangnya dikelilingi persawahan.Halamannya dilindungi sebatang pohon jambu air yang rindang.Biasanya dipakai anak-anak kos dan yang punya rumah untuk menjemur cucian.
Aku pun mulai menatap langit.Kala itu terang penuh bintang,menerawang pikiran entah kemana.Yang jelas oh..usiaku sudah memasuki 20 tahun. Apa ya kira-kira pikiran orang seusiaku? Ah apapun itu bagiku tetap tidaklah sama....

Diawal bulan suci Ramadhan tahun 1995.Seperti biasa percutian perkuliahan akan lebih awal karena menyambut lebaran.Dan kesempatan libur dikasih kampus lebih lama bagi mahasiswa/inya.Terutama bagi anak-anak perantauan dari Medan,pulau Jawa atau dari negri jiran Malaysia.