Sabtu, 22 November 2014

AKU SITI NURBAYA TAPI SUAMI KU SYAMSUL BAHRI

Part 10

Hari-hari ku yang tersisa di Padang.Kulalui dengan kesedihan.Air mata mengalir sudah tanpa diundang lagi.Suatu kali di dalam ruangan kelas.Ketika dosen menerangkan salah satu mata kuliah, pikiran ku menerawang.Kalau aku sudah tidak lama lagi akan meninggalkan masa-masa ini. Masa yang sangat aku cintai.Duh,betapa sedihnya.Bibirku bergetar menahan air mata yang sudah tidak terbendung lagi.Menetes dengan deras membasahi bangku tempat duduk ku.Teman-teman dekat ku sibuk menghiburku.Terutama teman perempuan teman akrab ku.Yang tentu saja gak akan lupa aku dengan jasanya hingga saat ini. (walah jadi kangen apakabarnya ya? ntar kalo mudik mo nyari ah...)

Aku tetap menjalankan perkuliahan ku seperti biasa.Mata kuliah yang aku ambil beberapa ke kelas atas.Maksudnya ngambilnya ke kelas mahasiswa yang satu semester diatas ku.Karena nilai ku semester lalu Alhamdulillah tinggi.Ini sebetulnya sangat membantu mahasiswa untuk cepat menyelesaikan mata kuliahnya.

Hobi ku mengikuti seminar-seminar masih aku jalanin.Tetapi topiknya yang aku cari sudah berganti arah.Ya..topik-topik yang menjurus kepada bimbingan keluarga.Seperti topik "Wanita antara karier dan Rumah Tangga".

Buku-buku yang aku cari di perpustakaan pun tidak jauh-jauh.Seputar rumah tangga."Bagaimana menjadi istri yang sholehah"."Menjadikan Rumah Tangga yang Sakinah".Itu buku yang aku baca.Semuanya tidak ada yang luput.Habis aku lalap dibaca semua.Sehingga buku-buku pelajaran tak sempat lagi aku buka seperti biasanya.
Aku pasti sedih setiap membaca buku kuliah dan diktat-diktat ku.Pikiran pasti melayang dan tentunya tidak akan konsen.Untuk apa lagi aku belajar ini.Bahkan ujian pun besoknya aku yang selalu siap dari awal,duh kini aku seperti mahasiswi bego tiada gunanya.Pasti air mata akan mengucur lagi tertidur bersama diktat dan buku-buku kuliah ku..

Memang otak ini terpaksa bekerja keras.Berusaha memahami secara instan.Apalagi melibatkan perasaan dan hati.Ngomong-ngomong "cinta "?? wahh...boleh dikatakan masih nol sama sekali . Mungkin pembaca akan pada bertanya ya.La,kok ??Apa ada pernikahan tanpa didasari oleh rasa cinta.Ya betul pertanyaan yang bagus.Tunggu.. ikuti dulu cerita ku seterusnya ya.

Lanjut..Kadang-kadang sambil ngebaca aku berusaha membayangkan bagaimana kehidupan ku nanti di negara orang bersama orang yang belum aku kenal.

Bahkan ketika itu aku juga tidak begitu paham tentang negara Singapura.Sampe membuka peta lo untuk memastikannya.Aduhh.."wong ndeso yo katro".Pertama aku pikir diatas Thailand pulau nya Yakk...ternyata seberangnya Batam..hadeuh!!...ga lulus geografinya.Malu-maluin sebenarnya. Tapi aku ga malu tuh.Cuma nyengir aja sendiri ditengah malam.Ketika teman sekamar ku telah ngorok pulas tertidur dengan mimpi indahnya.

Aku pasti otomatis membayangkan wajah calon suami ku.Ya Allah...berkali-kali bahkan aku coba membayangkan wajah calon suami ku.Aduh...MasyaAllah aku lupa wajahnya.Aku terus mencoba mengingati lagi.Terutama ketika dia datang mengunjungi ku ke tempat kos ku.Juga ga berhasil sempurna.Kadang muncul,terus kabur lagi.
Belum lagi aku ingat komentar kakak laki-laki ku."Dek.. kayaknya kamu lebih tinggi deh dari si uda calon mu ".Lah...aku juga membayangkan.Apa iya aku lebih tinggi dari dirinya.Aduh macam-macam terjadi dalam benakku.Gak sempat ngukur aku diam-diam waktu berdiri ngobrol nganter di keramaian airport Tabing (airport lama).Malah kakak ku yang sempat memperhatikan.

Bayangkan saja.Orang ketemunya baru tiga kali.Pertama pertemuan ketika di kampung.Kurang lebih satu jam.Banyak orang pula.Aku juga ga berani pastinya menatap.Kan malu...ga biasa dengan cowok. Paling liat dikit terus buang pandangan ke tempat lain.hi hi

Pertemuan kedua di tempat kos ku.Juga kurang dari satu jam.Ini lebih bisa lah memandang dari yang kemaren.Tapi tambah malu lagi dan campur takut karena cuma berdua.Hanya berusaha berani-braniin.Tetap aja aku ga berhasil.

Dan yang ketiga ketika mengantarkan ke bandara kepergiannya ke Singapura.Ini ga lebih dari 10 menit.Jadi wajar saja aku lupa wajahnya hi hi....Aneh bin ajaib ya.Apalagi dibandingkan dengan zaman sekarang.Tapi bener-bener nyata .

Karena bacaan ku sekarang buku-buku seputar rumah tangga terus-terusan,akhirnya teman-teman satu kos mulai curiga.Ini ada apa dengan ku.Karena memang mereka belum aku beritahu yang sebenarnya.Aku belum siap.Sehingga ada yang "ngledek" mo nikah ya?Yah udah resiko ya hihi.

Sampai akhirnya ibu calon mertuaku datang mengunjungi ku.Mengumpulkan anak-anak kos teman-temanku.Kalau aku ini sudah dilamar.Ya dilamar oleh putranya.Sekaligus oleh papa dan ibunya he.. he. (Mantap lah ibu pokoknya ).Kali biar ga dideketin orang lagi ya bu.Pinter lah ibu calonku...bravo untuk ibu.
Kata ibu di kemudian hari sih..Biar orang gak menyangka yang bukan-bukan terhadap ku.Kalau aku ini macam-macam kok tiba-tiba nikah begitu aja.

Calon ibu mertuaku emang keren.Pernah meraih gelar ibu teladan.Tokoh masyarakat.Sering mengisi acara diinstitusi-institusi atau pun perkantoran.Pembicara di seminar-seminar.Atau ibu-ibu PKK dan Dharmawanita. Jadi sudah biasa lah ibu pidato.Apalagi ini hanya di depan teman-teman kos ku. Lengkaplah calon mertuaku menerangkan tentang perihal ku.Padahal aslinya si ibu ga begitu mengenal ku he he ibuu....

Tentu saja heboh seisi rumah.Termasuk tentunya calon mertuaku menemui ibu/bapak kos terlebih dahulu.Sepeninggal calon ibu mertua ku maka siap-siaplah aku dihujani dengan pertanyaan-pertanyaan.

Dari sinilah kehebohan berita mulai tersebar dikalangan mahasiswa.Setiap kali aku keluar dan berpapasan dengan mereka hampir pasti akan menanyakan benarkah aku akan menikah.Kalau yang bertanya baik-baik hormat dan menghargai privasi ku,tentu akan aku jawab baik-baik juga dengan sopan.
Karena aku memang dididik oleh orang tua sangat menghargai privasi orang lain.Tidak kasar juga tidak bisa blak-blakan.Bahkan cendrung halus sehingga saat ini teman-temanku kebanyakan orang di luar Sumatera cenderung bilang aku bukan asli Padang he..he. * Belum tau ya hmm..ga semua orang Padang yang ngomongnya keras lo...
Sedangkan kalau ada yang bertanya blak-blak an atau nyablak tanpa mikirin orang tersinggung atau enggak.Aku cendrung tidak suka.Biasanya ga akan aku gubris.Lewat saja bersama hembusan angin . Paling aku jawab dengan senyuman yang kurang senang.Yah begitulah diri ku.Aku ga mau orang tersinggung.Tapi juga tidak mau disinggung orang lain.Itulah aku.Seperti motto saja anda sopan kami pun segan.

Bulan-bulan awal penantian jatah ku enam bulan sudah semakin berkurang.

Di kampung berita yang aku terima juga tidak kurang menguras pikiran dan air mata.Karena udah pasti ayah dan ibu luar biasa sibuknya mempersiapkan pesta pernikahanku.Yang aku tau selama ini ayah ga punya uang lebih.Bahkan cenderung kurang.Apalagi saat ini nambah biaya buat pesta pernikahan.Belum lagi "Rumah Gadang " kami sudah tua dan beberapa lotengnya bocor. Perkayuannya juga sudah banyak yang disantap rayap.
Tapi ayah karena sayangnya sama anak gadisnya apa pun akan diusahakan."Ga usah kuatir "begitu kata ayah pesannya kepada ku.Memang kata-kata ayah sangat meneduhkan.Padahal aku sungguh tau sebenarnya.
Ayah memang pakar dalam hal ini.Membuat hati anak-anaknya agar tenang dan tidak cemas.Di sinilah peran ibu ku.Selalu kalau ayah ku kesel atau dalam masalah berat hempasannya pasti ke ibu. Ibu yang menanggung semua beban.Karena ayah ga mampu marah ke anak-anaknya.Ibulah satu-satunya sasaran kami semua.Menerima keluhan kami dan menampung juga apa pun maunya ayah ku. Bahkan juga kemarahan ayah.Aduh ibuu... ga brenti-brenti doa untuk ibu ku.Badan ibu ku kurus. Pipinya mulai cekung karena beratnya beban hidup yang di tanggung ibu ku.
Duh berkali-kali netes nulis ini...

Alhamdulillah saat ini ibu ku sudah gemuk.Malah sudah agak berbadan kembali.Pipi ibu ku yang dulu cekung skarang kok tembem ya hihi.Walau pun hingga saat ini ujian-ujian hidupnya ga berhenti.
Berarti ibu ku adalah wanita pilihan.Dipilih oleh Allah.Smoga termasuk hamba yang dikasihi.

Ketika Allah rindu pada hambanya.Allah akan mengirimkan sebuah kado istimewa melalui malaikatnya yang isinya adalah ujian.

Pergilah kepada hambaku lalu timpakanlah berbagai ujian padanya, karena aku ingin mendengar rintihannya  (HR: Thabrani dari Abu Umamah)

Lanjut kembali. Karena aku ini anak pertama yang perempuan maka beban mental keluarga agak berat dikit.
Soalnya kalau di Padang sistimnya "Matriakat"atau Matrilineal.Yaitu sistem garis keturunan dan pewarisan pusako atau harta pusaka jatuhnya melalui garis keturunan ibu.Jadi anak perempuan atau "anak Gadih" di Minang sangat dinanti karena sebagai pewaris keluarga.Sekarang ini itulah posisi ku. Jadi mestinya memang "baralek gadang"atau pestanya diramein.Mengundang "niniak mamak" atau para tetua kampung.Jadinya perlulah orang tuaku ekstra semuanya.Memperbaiki rumah.Membeli perabotan plus biaya-biaya yang lain.

Ternyata keluarga calon mertuaku memang luar biasa.Ibu dan papa calon mertuaku selalu memantau keadaan kami.Terutama calon suami ku.

Tidak mau mereka melihat keluarga ku berat menanggung biaya kenduri sendiri.Sehingga alhasil satu kamar pengantinku beserta atributnya adalah ditanggung oleh calon suami ku sendiri.Bahkan yang mendesain kamar pengantin ku adalah ibu mertuaku sendiri.
Ibulah yang memasangkan sendiri semua perlengkapan kamar pengantin ku.
Warnanya pink indah banget kesukaan ku.Dijait sulam rancangan ibu mertua.Ga ada orang dikampung ku seperti ini.Calon besan masak ikut-ikutan sibuk ditempat manten orang.Tetapi itu ternyata tidak berlaku bagi keluarga calon suami ku.Apa saja kira-kira kekurangan dari keluarga ku. Calon suami ku pasti sudah dikasih tau ibunya.Sehingga calon suami ku langsung memberikan bantuan.Padahal sebelumnya orang sekampung mencibirkan kluarga ku.Ya biasalah  manusia dihinggapi "penyakit hasad".Bahkan kalau bisa kendurinya gagal atau ga berlangsung sempurna.Termasuk aku sasaran mereka "udah lah tu" ngapain kuliah-kuliah lagi.Siapa yang akan ngurusin kendurinya.Gak akan ada orang yang nolongin."Kami gak akan bantu" rata-rata itu omongan yang aku terima.Karena zaman itu sistemnya kalau ada kenduri masih dengan gotong-royong .

Begitulah sebagian kata orang-orang yang aku dan kluarga ku terima.Normal sajalah itu dalam masyarakat.Guncangan hebat pasti terjadi berlipat-lipat kepada ku.Sehingga tidak ada sebetulnya tempat mengadu.Melihat ayah dan ibu ku lebih dari tidak tega.Walau pun kadang-kadang muncul kenapa sih ayah dan ibu nyari kerjaan nyusahin badan begini.Coba biarin aja aku kuliah kan ga akan sesusah ini.Setidaknya cuma mikirin biaya kuliah saja.
Itu kadang muncul dalam pikiran ku.Tak henti-henti hati ku berdoa di kota Padang.Hanya penguasa langit dan bumi yang Maha tau.Dari setiap kesusahan dan kesulitan hambanya.Itulah Allah menurunkan bantuannya hingga keluarga calon suami ku sendiri yang turun tangan. (Ya iya lah ya...emang siapa yang pingin nikah hihi piss abii..)
Sehingga mulut orang sekampung ga bisa ngomong apa-apa lagi.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan (Ar-Rahman )

Balik lagi.Calon ibu mertua memang guru keterampilan.Sehingga luar biasa indah karya-karya seninya.Tidak seperti calon besan kebanyakan.O iya kalau manten di Padang pestanya itu biasanya ditanggung oleh keluarga masing-masing.Tanpa campur tangan pihak suami untuk keluarga istri. Paling tanggung jawab calon suami hanya " mengisi" (istilah di padang = hantaran ).Tapi bagi calon mertuaku ternyata beda.Karena mereka pantau tadi itu.Setiap hari selalu datang ke rumah cerita ibuku.Tentu saja menanyakan kira-kira apa lagi yang kurang.Padahal kali emang kurang semua ya qi..qi..

Walaupun sebetulnya aku,ibu ku adalah dulunya keturunan terpandang di kampung (tentu saja dari cerita nenek ku ya ).Dan orang termasuk orang berada (kaya) "Banyak harta tuo" atau harta warisan.

Keturunan ulama cerita ibu ku juga.Mulai dari kakek ku ayahnya ibu adalah seorang kiyai.Bergelar "Syeikh Mudo".Aku masih ketemu dengan kakekku ini.Beliau meninggal pada usia 101 th.Sering dulu aku main ke surau kakekku.Surau sekaligus pesantren tempat ngaji bagi orang-orang sekitar kampung.Bahkan dari kampung lain yang jauh dari desa tempat surau kakekku.Dan turun temurun ke paman-paman ku lain nenek.Juga kakek ku dari suami adeknya nenekku,bergelar "syeikh Datuak kosek." Juga seorang ulama.Meninggalnya di Mekah ketika menunaikan ibadah haji.Hebatnya beliau sudah dikasih karunia berupa firasat oleh Allah kalau akan tinggal selamaya di Mekah.Dan ini disampaikan kakek kepada putrinya yang ikut dalam rombongan itu.Termasuk ayah ku adalah murid dari kedua kakek ku tersebut.
Doa kembali untuk almarhum kakek-kakekku."Semoga Allah memasukkan mereka ke dalam orang-orang yang mulia di sisi Mu".Aamiin.

Sedangkan neneknya ibu adalah orang kaya di kampung.Kaya dengan harta tanah warisan yang sebetulnya begitu banyak.Sawah ku begitu luas.Juga kebunnya luas dimana-mana.Belum lagi kolam dan tambak ikan.Cuma itu disebut dengan harta pusako (harta pusaka) yang turun temurun hanya ke anak perempuan (sistim matrilineal tadi).Anak laki-laki tidak kebagian ini di Minangkabau.Cuma sayangnya harta ini tidak boleh di jual.Hanya boleh di garap saja.Nah ibu ku adalah keturunan perempuan satu-satunya dari dua orang bersaudara.Dan anak dari tantenya ibu,laki-laki semua. Otomatis semua harta adalah milik ibu ku.Dan kini itu adalah milik anak-anak perempuannya ibu. Inilah yang menyebabkan sebetulnya kecemburuan anak laki-laki di Minangkabau.Sehingga sering memusuhi saudara perempuannya sendiri.
Tapi bagi kami yang sudah mengerti harta bukanlah sebuah ukuran dalam hidup yang harus diperebutkan.Dan tidak akan dibawa nantinya.Untuk apa sampai gontok-gontokan mudah-mudahan jangan sampai begitu hingga anak cucu.Malah kakak laki-laki ku kini menebus kembali semua sawah dan harta yang tergadai oleh saudara-saudara laki-lakinya ibuku."Makasih kembali buat my brother".