Senin, 02 Februari 2015

AKU SITI NURBAYA TAPI SUAMIKU SYAMSUL BAHRI

Part 13          NAPAK TILAS KEMBALI

Lanjut lagi yaa..

Soal makanan di Padang jangan ditanya lagi.Enak-enak semua.Tentu saja yang lidahnya cocok dengan rasa pedas.Ga cuma rendang aja seperti layaknya orang yang udah pada tau.Atau dendeng baladonya.Ada juga namanya dendeng baracik.Ketika pertama aku mencoba,rasanya memang luar biasa.Pernah diliput oleh stasiun tv.Hostnya pak Bondan itu lo.Jadi bermacam-macam disana.Yang ga pedes tentunya juga ada.
Nah kuliner yang kami kunjungi sepanjang perjalanan pulang kampung kali ini rata-rata memang yang udah masuk tipi hehe...Maksudnya tentu saja yang sudah disiarkan oleh beberapa stasiun tv.

Ada pondok sate "Mak syukur.Kabarnya mantan presiden kita bapak SBYdan ibu Ani ketagihan makan di sana.Tempatnya nyaman.Cukup luas.Bangunannya dirancang khusus.Ada "ukiran dan gonjongnya".Yaa ciri khas rumah adat Minangkabau.Restorannya berada di daerah Padang Panjang.

Ngomong-ngomong masalah sate ni..sate Dangung-Dangung juga ga kalah enaknya.Bahkan ada yang bilang termasuk sate yang top saat ini.Aku juga kurang tau siapa yang pertama bilang.Yang jelas emang enak.Pembeli datang dari mana-mana.Nama satenya yang terkenal "Sate Malin".Disebelahnya juga ada "Sate Inbur".Kalau nyari di sana carilah di daerah Payakumbuh pasar Dangung-dangung.Dekat banget dengan desa ku.Emang daerah ku "kerless".Ih pake bahasa anak muda gaul skali-kali hehe.

Di kota Padang sendiri juga ga kalah enak sate nya.Sate Patimura berada di jalan Patimura.Walaupun tempatnya baru berupa payung-payung ala kafe tenda.Tapii...weiss satenya juga maknyos.Apalagi disebelahnya warung sate ada yang jual minuman es kelapa rumput laut.Abis kepedesan makan sate langsung minum es rumput laut.Hmm.. nyamii...ups maaf ya .Yang jelas "Top markotoplah.Silahkan dikunjungi.Kali aja cocok dengan lidah pembaca.Apalagi kalau orang asli Padang.Dan udah lama ga pulang.Wahh...kampung udah "maimbau". Ayo silahkan pulang.
Kali juga karna aku udah beberapa taun ga pulkam ya.Jadi perkembangan kuliner terasa sekali.Termasuk di kota Padangnya.Mungkin semenjak abis gempa bumi.Banyak yang memulai usaha baru.Atau bisa aja karena aku emang kangen ama masakannya.Sehingga rasanya luar biasa.Jadi nya enak semua.

"Es Durian Ganti nan Lamo"sepertinya juga baru berdiri.Rasanya juga ga kalah.Bentuknya udah ala-ala kafe.Nyaman juga tempatnya.Sangat cocok membawa keluarga.Apalagi yang hobinya memang wisata kuliner.Disini tersedia bermacam-macam hidangan.Mulai dari gado-gado,soto dan lain-lain.Yang jelas ga selera pedas semua.

Cerita kuliner memang ga ada habisnya.Karena rata-rata manusia emang itu kebutuhannya.Apalagi disertai dengan jalan-jalan.
Dari sepanjang perjalanan pulang kampungku kali ini,ada tempat kuliner yang sangat berkesan di hati ku.Tersentuh luar biasa.Ketika kami singgah di warung yang menjual gorengan.Bermacam-macam gorengan yang disediakan.Mulai dari tahu isi,goreng ubi,goreng pisang.Juga risoles.

Minumannya juga sangatlah unik.Mungkin aku boleh bilang.Minuman jenis ini mungkin satu-satunya ada hanyalah di daerah Sumatera Barat.Yaitu minuman"air kawah"kalau orang sana menyebutnya.Terbuat dari daun kopi yang udah dikeringkan "di slayan" atau diasap di atas tungku perapian.Kemudian setelah betul-betul kering diseduh dengan air hangat layaknya teh.Airnya berwarna rada-rada gelap.Disajikan khusus dengan batok kelapa,sebagai gantinya gelas.Rasanya wangi rada-rada seperti air teh.Ada rasa paitnya juga kayak teh.Konon kabarnya air kawah ini diminum oleh orang tua- tua zaman dulu sebagai pengganti kopi.Akibat biji kopi dirampas semua oleh Jepang.

Ketika aku kecil sering minum air kawah ini.Tentu saja minta minumnya ke seorang nenek tetangga sebelah rumahku.Karena ini minuman orang-orang tua jaman dulu.Ibuku sudah tidak menyediakan lagi saat aku kecil.Hampir tiap pagi aku kunjungi saat belum sekolah.Si nenek seneng-seneng aja didatangin tamu kecil tiap pagi.Hanya pergi minta minum saja sambil dikasih sarapan singkong goreng atau singkong rebus.
Kadang si nenek aku temanin bercerita.Ya tentunya bercerita seumuranku.Karena memang anaknya nenek udah pada gede-gede.Dan ga serumah lagi.Lucunya, hampir tiap pagi tu nenek lupa namaku.Dan anak siapa.Dan aku ga akan bosan-bosan juga menjelaskan nama ibuku dari rumah sebelah.Serta aku ga lupa juga menyebut hingga nama nenek buyutku hihi...Lengkap aku terangkan.Karena aku dikenal gadis kecil yang cerewet rada periang kata ibuku.

Duh jadi ingat ama si nenek.Doa ku juga saat ini ketika mereka sudah tiada.Semoga dilapangkan Allah kuburnya.Dan air kawah yang aku minum dulu diganti Allah dengan air "telaga kautsar".Itu doa ku.

Nah air kawah yang aku minum kali ini mengingatkan akan masa kecilku.Dulu yang aku minta tiap pagi sama si nenek.Cuma kali ini aku meminumnya dicampur ama "susu".Karena paitnya skarang kok rada-rada terasa ya.Padahal dulu waktu kecil santai-santai aja tuh.Kali lidahnya udah ga terbiasa lagi ya.
Jadilah air kawahnya kali ini rasa kopi susu.Diminum anget-anget sambil ditemenin gorengan.Ditengah dinginnya udara malam "Batusangkar" yang mulai menusuk tulang.

Yang sangat membuat aku terharu ketika hendak membayar.Ternyata gorengan yang kita ambil dihitung sendiri.Ambil sendiri.Kalau mau bungkus ya bungkus sendiri.Ntar kita bayar sesuai dengan perhitungan kita sendiri.Sedangkan ibu yang jualan dan suaminya duduk aja nungguin di sebelah ngobrol sambil ngerokok.
Waduhh..aku sempat panik karena waktu makan yang pertama aku ga ngitung.Mana makannya lumayan banyak.Duh" gimana ini kataku ke suami"."Ntar kemakan yang ga halal".
Ternyata Alhamdulillah suami ku ngitungin sendiri diam-diam dipiring.Saat kami belum mulai makan.Hadeuhh..bener-bener menguji kejujuran hati.Pantesan aja kataku warungnya penuh.Pengunjungnya tentu lebih banyak bapak-bapak atau anak muda yang laki-laki.Karena malam sudah mulai larut setelah isya."Apa ga ada yang nipu ya"tanyaku ke suami.Yang niatnya ga jujur tentu saja masih ada ya.

Karena penasaran akhirnya pada saat aku membayar langsung saja aku tanya ke ibu yang jualan.
Aku pancing dengan pertanyaan.Ibu udah lama jualan ini?.Si ibu menjawab,"sudah hampir 20 tahun"."Sistimnya apa begini terus buk" kata ku.Ambil sendiri,ngitung sendiri.Tentu saja iya jawab si ibu.Nah sampailah aku ke inti penasaranku.Kalau ada yang ga jujur gimana ya bu?..Apa ibu ga takut rugi??Apa jawabannya terhadap keraguanku.Subhannallah sekali.Takjub luar biasa dihatiku.

"Biarlah orang makan sampai kenyang.Dia makan satu goreng.Maka bagi kami memperolehnya dua.
Dia makan dua goreng maka bagi kami Allah mengasihnya empat".

Ya Allah..ternyata Allah memberi kesempatan kepada ku mempertemukan dengan orang yang mulia hatinya.Ga kaya raya.Juga ga berlimpah harta.Warungnya berada ditengah sawah nun jauh terpencil di pelosok desa.Tetapi hatinya jauh sungguh dermawan.Bahkan tidak dicampuri oleh keragu-raguan.Iklhas dalam bahasa agamanya.Tidak juga takut rugi.Buktinya sudah dua puluh tahun berdiri.Selalu ramai ga pernah sepi.Semuanya tentu karena yakinnya akan Allah swt yang memberi rezeki.Satu lagi pelajaran hebat yang dikasih Allah kepada ku pulang kampung kali ini.

Barangkali si ibu penjual goreng betul-betul menjalankan apa yang diajarkan Rasulullah saw.
Suatu kali Rasulullah berdoa,

Wahai Tuhanku,tambahilah bagi umatku pahala sodaqoh.Maka Allah swt menjawab dengan menurunkan ayat ini :

Siapa yang mau memberi hutang kepada Allah dengan hutang yang baik supaya dibalasnya berlipat-lipat kali.

Orang yang dermawan itu dekat dengan manusia.Dekat dengan Allah.
Dekat dengan sorga dan jauh dari neraka.
Sedangkan orang yang kikir itu jauh dari manusia.Jauh dari Allah.
Jauh juga dari sorga dan dekat dengan neraka.


Terbukti sekali betul-betul dekat dengan manusia.Selalu rame warungnya he he...

Sebelum mampir ke warung gorengan ini sebetulnya kami habis berkunjung ke Istano Basa Pagaruyung.Yang lebih dikenal dengan nama "Istana Pagaruyung".Istana ini merupakan objek wisata budaya yang terkenal di Sumatera Barat.Lengkap dengan baju adatnya yang disewakan khusus kepada pengunjung.Mau mencoba ala pengantin Minang (anak daro dan marapulai).Silahkan aja.Semua disediakan dengan sewanya hanya Rp 35.000 saja.Murah kan.Rumah adatnya juga cantik.Penuh dengan ukiran.Bertingkat tiga.Terkenal dengan sebutan "Rumah Gadang" 9 ruang (sembilan kamar).Terdiri dari sebelas gonjong (atap yang berupa tanduk 11 buah jumlahnya).Betah juga anak-anakku disini.Kali karena mereka baru menyadari setelah usia mereka dewasa.Ternyata ini yang namanya rumah adat "Minangkabau".Yang biasanya mereka cuma liat di buku.

Indahnya negri ku terasa sampai kami melanjutkan pulang ke kampung ku.Kota Payakumbuh hingga sampai ke desa ku.Desa ku yang permai yang sudah lama aku rindukan.Melewati SMA ku.Dimana aku sekolah dulu.Kebayang ketika aku nongkrong bareng dengan teman-temanku.Bercanda bareng di warung bakso langganan ku.Kulirik juga warung tempat dimana dulu ayahku sering nongkrong menungguku pulang sekolah.Semuanya seger dalam ingatan kembali.Betapa waktu cepat berlalu.Masa remaja nan indah.Ayah yang "super ketat" menjaga ku.Kini aku ingat kembali.Dalam sebuah memori.Hingga syukur yang tiada terhingga.

Es Durian Ganti nan Lamo @Padang

Sate Dangung-dangung "enak banget" nyamii...
Air Kawah disajikan dg tempurung kelapa
Interior Istana Pagaruyung
Lokasi Istana dari samping
Rasa air kawah tetep sama ketika ku kecil cuma sekarang pait dikit hehe
Ini gorengannya"enak dan gurih"

Hikmah besar bertemu si ibu gorengan
Interior Istana


"Dendeng Baracik" pernah diliput acara makan2 di Trans tv
Nasi Kapau @pasar ateh Bukittinggi
Tangga menuju lantai dua"Istana Pagaruyung"