Minggu, 15 Februari 2015

AKU SITI NURBAYA TAPI SUAMIKU SYAMSUL BAHRI

Part 15

Indahnya alam Sumatera Barat bagiku sebetulnya sudah mengobati rindunya akan kampung halaman.Walau pun dalam hidup selalu akan ada duka di antara suka.Bukan mengurangi rasa syukurku pada yang Maha Kuasa.Tapi lebih menjadikan pribadi yang makin dewasa dalam memaknainya.

Dalam menapak tilas perjalanan hidup ku kini.Memang akan terkenang masa-masa ketika dilalui.Terutama ketika kembali mengunjungi kampus lamaku.Bertemu lagi dengan teman-temanku.Netes juga kembali air mata di pipi.Terkenang masa perjuangan diriku ketika saat-saat sebelum meninggalkannya.

Betapa tidak ya..Ketika melihat kembali bangunan kampus lama.Yang dulunya aku telusuri bersama teman-teman ku.Indahnya masa-masa remaja.Punya cita-cita yang tinggi.Pengen meraih gelar serjana.Semuanya seger kembali diingatanku.Terbayang di pelupuk mata ketika aku menginjakkan kaki kembali.Menapaki anak-anak tangga yang dulu aku lalui.Melihat ruangan senat fakultas.Yang dulu tempat aku ditempa oleh para seniorku agar menjadi pemimpin.

Bukan mengalahkan pria ya.Tetapi menjadi pejuang wanita.Wanita yang berkarakter.Yang mampu menanggulangi setiap persoalan.Setidaknya persoalan hidupnya.

Ternyata ini bagi ku kemudian menjadi modal yang luar biasa.Ketika mengarungi hidup di negara orang.

Apalagi ketika melihat kelas dan bangku-bangku yang dulu aku duduki.Saat dengan kusyuknya mendengarkan materi perkuliahan.Duh terbayang bercengkerama dengan teman-teman sekelasku.Keingat kembali saat menetesnya air mata disebelah sahabat karibku sebelum aku pergi.Membuat temanku sibuk mencarikan tisue.
Maha suci Allah yang telah mengirimkan untukku sahabat terbaik.Semoga Allah selalu menjadikan kita sahabat hingga ke sana dengan berkirim doa tentunya.Agar menjadi sebuah syafaat di sisi-Nya.

Mungkin bagi orang lain kesannya kuliah disana tidaklah sama.Apalagi sudah banyak sekali berdiri kampus-kampus yang luar biasa hebat dan kualitasnya jauh lebih baik dari kampus ku.Aku juga melihat sendiri di negara-negara orang yang jauh lebih canggih dan mewahnya fasilitas yang ada.Tapi bagi ku.Aku sangatlah bangga pernah mencoba kuliah di sana.Sebab perjuangan ku dengan orang lain tentu saja tidaklah sama.Karena "sakitnya tuh disini".Di dalam hati ku hi hi...

Bangunan kampus ku tentu saja sudah banyak perubahan.Apalagi semenjak gempa bumi di Padang.Banyak sekali bangunan yang rusak.Bahkan ada yang rata dengan tanah.Sehingga banyak berdiri bangunan baru.Walaupun sepertinya belum begitu teratur.Masih dalam tahap pembangunan di sana-sani.Kabarnya kata sahabat dekatku akan dijadikan Universitas.Semoga saja terwujud dan mudah-mudahan kualitasnya semakin membaik.Salut juga dengan teman-teman ku yang berjuang di sana.Mengabdi di almamater.Pengabdian yang patut diacungi jempol.Karena perjuangan di sana tentu juga tidaklah mudah.Mengemban sebuah misi "Dakwah"agar melahirkan orang-orang yang bisa menjadi khalifah.Sebagai pewaris para Nabi.Menyampaikan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar.Plus dihadapkan dengan persoalan duniawi tentunya.

Tidak ketinggalan juga pastinya.Aku pengen banget melihat rumah kos ku kembali.Diantar oleh sahabat karib ku.Yang dulu juga tinggal dibelakang kampus.Berdekatan dengan tempat kos ku.Kata temanku ini ia juga sudah lama gak ke belakang kampus melihat rumahnya yang lama.Aduh.... serasa berjalan dulu ketika aku masih kuliah.Ulang alik tiap pagi dan sore.Hingga aku bilang ke sahabat dekat ku."Ini pasti jejak ku masih ada".Sambil tertawa sahabatku menimpali,"Di gerak-gerakkannya sepatunya ditanah antara batu-batu kerikil".Seolah-olah mencari jejak-jejak kaki ku 21 tahun yang lalu.Sambil kita tertawa.Persis dua puluh satu tahun yang lalu.Sayangnya sesampai di rumah kos.Ga sempat bertemu dengan ibu/bapak kos.Karena sedang istirahat siang.
Tentunya mereka sudah pada tua juga dimakan usia.Bahkan aku dengar bapak kos ku kena stroke karena usia yang sudah mulai senja.

Walaupun ga sempat ketemu mereka pasti mata ku langsung mengarah ke kamar kos ku di lantai dua.Kulihat balkoni dan jendelanya dari bawah.Sedih kembali memandangnya.Ada perubahannya sih.Beberapa perkayuannya tentu sudah di ganti.Dan sudah diadakan renovasi sana sini.Tapi bangunan intinya tidaklah berubah.Masih tetap sama.
Ingat masa ku ketika menempatinya.Perjuangan manis dan paitnya jadi mahasiswi.Bercanda rianya dengan teman-teman satu kosku.Tempat kita nangkring bersama sambil ngobrol.Dan tempat aku melamunkan bagaimana nanti nasib ku di negri orang.Dan hancurnya hati ketika kuliah ku berantakan.Itu lah tempat aku sering merenung.Tengah malam dikala teman ku satu kamar telah tidur pulas.Ingat semua sambil mataku menatap balkoni di lantai dua.

Ya Allah...betapa indahnya masa-masa itu ketika di kenang kembali.Kangen..pasti.Apalagi aku meninggalkannya dengan cara yang sangat hebat.Melakukan perjuangan lahir dan bathin.Karena mengikuti takdir ku.Sebuah takdir yang telah tercatat di "Laukh Mahfuz".Catatan Allah sebagai garis hidup ku.

Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama 40 hari.Kemudian berubah menjadi segumpal darah selama 40 hari.Lalu menjadi segumpal daging selama 40 hari.Kemudian di utus kepadanya seorang malaikat.Lalu ditiupkan kepadanya roh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara.Yaitu menetapkan rizkinya (termasuk jodohnya),ajalnya,amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaanya.(HR Bukhari & Muslim)

Nah itu lah takdir.Manusia belum lahir saja sudah ada putusan buat kita.Jadi ga usah pusing-pusing masalah ini.Tinggal diimani saja sebagai orang yang bertaqwa.

Ibu kos ku adalah seorang wanita karier.Bekerja di sebuah perusahaan BUMN.Sering ngobrol dengan kami ketika masak bareng di dapur.Cerita-cerita dengan kami.Termasuk ditanya satu-satu kampungnya di mana berapa orang saudara dan putri keberapa.Tak kecuali dengankku.Aku pun pasti ditanya.Aku cerita apa adanya tentang keluarga ku.Sampe akhirnya kesebut nama ibu ku.Ibu kos agak penasaran ketika kusebut nama ibu ku.Seolah-olah pernah mengenal nama itu.Ternyata betul ibu kos mengenal ibu ku.Ketika dulu ibu ku kuliah di Padang ternyata satu kos dengan ibu kos ku.Dan di kantornya ibu kos ternyata juga sekantor dengan teman akrabnya ibu ku dulu di kampung.Best friendnya ibu hingga sekarang ini.Lucu aja ternyata dunia sempit banget.Aku kos di rumah dosen yang istrinya adalah temannya ibu ku.

Keesokan harinya ibu kos ku memanggil ku.Beliau menanyakan apakah aku kenal dengan seseorang yang dia sebutin namanya.Nama sahabat karib ibuku.Yang juga sahabatnya ibu kos dulu dan sekarang.Saat itu satu kantor dengannya.Tentu saja aku jawab kenal.Ibu kos luar biasa "suprised"mendapatkan berita ini.Ternyata ibu kos telah menceritakanku kepada temannya tersebut.Bahwa aku adalah anak dari teman mereka skarang kos di rumahnya.

Tiba-tiba ibu kos mengeluarkan uang kertas Rp20.000.Sambil menyerahkannya kepada ku.Kalau nilainya saat ini aku ukur dengan nilai uang sekarang.Kira-kira sepantaran Rp 200.000.Luar biasa bantuan sebenarnya.Ya maklum saja anak kos emang sering kehabisan ongkos.Sehingga luar biasa besar saat itu terasanya.
Katanya ini adalah titipan dari sahabat karib ibu ku.Uang ini dikasih untuk ku dan kakak ku.Yang sangat tidak aku duga.Kami selalu dititipi uang rutin setiap bulannya lewat ibu kos.Sehingga kadang-kadang aku malu pada ibu kos.

Dan kemaren ketika aku pulang kampung.Aku diajak ibu untuk menengok sahabatnya ibu ini.Beliau sudah sakit-sakitan kata ibu.Kena penyakit jantung.Dan "papa" sebutan aku memanggil suaminya juga telah duluan pergi meninggal dunia.Tentu saja aku sangat semangat menengok beliau.Baru saja sampai di halaman rumahnya.Ibu menunjukkan kuburan "papa" suami temannya ibu. Hingga menahan aku dan ibuku untuk berhenti.Membaca Alfatehah serta mengirimkan doa untuknya.Aku betapa ingat ketika selalu dikirimi setiap bulannya.Walaupun sebetulnya mereka tidak mengenalku.Karena dengan ku tak pernah ketemu muka.Mereka hanyalah mengenal kakak laki-laki ku.Hanya si etek (sebutan ku kepada teman ibu ku) kemudian bertemu dengan ku sekali.Ketika lebaran ke rumah ibu kos ku.Seneng luar biasa kayaknya ketika bertemu dengan ku.Memuji diriku disampaikannya kepada ibu ku di kampung.Saat mereka pulang kampung tentunya.
Dengan iklhas mereka mengirimi ku dan kakak ku.Seperti mengirimi anak-anaknya sendiri.Semoga Engkau ganti ya Allah apa yg telah mereka beri dulu kepada ku.Melebihi dari apa yang mereka beri.Itulah doa ku saat ini buat mereka.

Lanjut lagi.Saat kami mengetuk pintu.Tidak berapa lama pintu dibukakan dari dalam.MasyaAllah kaget aku luar biasa.Karena etek dulu yang cantik wajahnya teduh.Ternyata sudah banyak perubahannya.Garis ketuaan telah tampak.Ditambah lagi sedang sakit.Tentu saja memberi perubahan yang sangat drastis.Tetapi keteduhan wajah dan matanya masih seperti dulu ketika aku kenal.Beliau hanya tersenyum habis sholat dhuha sepertinya.Aku dan ibu langsung menyalami.Dan bertanya langsung apakah etek mengenaliku.Ya katanya sambil tersenyum seneng.Kapan pulang tanyanya langsung kepada ku.Aku jawab sudah dua minggu saat itu.Dan kami pun berbincang panjang hingga beliau menceritakan bagaimana merawat suaminya selama 10 tahun yg kena stroke.Dengan sabar memandikan,menyuapi dan melayani segala sesuatu untuk sang suami.Kini malah etek yang sakit dan makan obat katanya bercerita kepada ku.Betapa beliau getir berkata-kata.Sekali-kali disekanya air mata yang sudah berlinang tanpa di undang lagi.Tak pelak lagi air mata ku tentu ikutan juga netes mendengar cerita orang yang telah berjasa kepada ku.Pelajaran lagi yang aku peroleh dalam hidupku.Teringat juga saat-saat aku merawat suamiku sendiri di negara orang.Ketika Allah menguji aku dan suami ku.

Kesetiaan seorang istri yang merawat suaminya ketika sakit lemah tak berdaya.Dilakukan ga setahun atau dua tahun.Tetapi hingga sepuluh tahun.
Pikiran ku melayang pada cerita nabi Ayyub as. Bagaimana"Siti Rahmah" (cucunya nabi Yusuf as) istrinya nabi Ayyub merawat beliau yang sedang sakit parah.Kulitnya penuh kudisan yang berbau busuk.Tetapi si istri dengan sabar merawat nabi Ayyub.Bukan malah meninggalkannya.Berkorban luar biasa terhadap suami yang dicintainya.Bahkan gelungan rambutnya yang indah dijual untuk ditukar sekedar mendapatkan makanan untuk mengisi perut nabi Ayyub suami tercinta.Juga ga setahun atau dua tahun.Tetapi riwayat menceritakan hingga lebih dari 20 tahun.

Subhannallah kekuatan yang di kasih Allah kepada seorang istri.Karena pasti Allah ga sembarangan mengirim pendamping hidup untuk menjaga kekasih-Nya. 

Ketika ijab kabul telah terucap.Gerbang pernikahan telah terbuka.Maka bergetarlah "Arsy"tempat Allah bersemayam.Maka rontoklah sehelai daun dari pohon-pohon di sorga.Sesuatu yang asalnya adalah haram menjadi halal.Itulah keajaiban pernikahan.Maka Alquran menulis ini dengan sebutan perjanjian yang amat berat.Atau "Mitsaqon ghalizho".Yang kata-kata ini hanya tiga kali tersebut di dalam Alquran.Salah satunya Allah menyebutkan perjanjian yang berat untuk pernikahan.

Hikmah yang aku peroleh dari etek (tante) dari teman ibuku adalah kesetiaan dan kesabaran seorang istri.

Kekasih hati...
Ketika ujian datang menghampiri.
Pasti kesetiaan akan di uji.
Cinta bukanlah sekedar bunga-bunga.
Tetapi lengkap dengan deritanya.

Akhir pertemuan kami ditutup dengan ketawa-ketawa.Ibu dan sahabatnya ini bernostalgia kembali.Dengan cerita-cerita mereka dulu saat-saat mereka kecil.Sekolah bareng ,ngerjain guru mereka.Hingga mereka berantem saat SMP.Lucu juga dan seneng aku mendengarnya.Di saat mereka sudah nenek-nenek bercerita kembali sambil tertawa dengan penuh semangat.Seolah-olah dunia kembali saat-saat mereka kecil.Aku sungguh terharu memaknai dari sebuah persahabatan.Sahabat yang indah.Tidak akan pernah terganti.Sampai kapan pun.Netes kembali saat kami pamit dengan etek sahabat karib ibu ku ini.Termasuk orang yang berjasa dari bagian crita hidup ku.
Entah kapan kita akan bertemu lagi.

Aku salami beliau sambil mencium tangannya.Teringat saja aku menyelipkan uang ala kadarnya.Bukan lah untuk mengganti apa yang dulu diberikannya.Pasti tak akan terganti.Karena nilainya sungguh amat berbeda.Ketika saat ini aku memaknainya.

Perjalanan napak tilas ku aku sudahi sampai di sini.Walau pun masih banyak sebetulnya kesan yang tidak bisa aku bagi.Hanya rasa syukur yang tak terhingga aku lantunkan dalam setiap bait-bait doaku.