Part 7
Kubuka mata dengan berat.Sambil melemparkan pandangan ke
sekelilingku.Tatapan ku kosong linglung.Dari jauh sayup-sayup ku dengar
obrolan ibu dengan pamanku.Dari dapur yang sedang menyiapkan sarapan.Yang
ku tangkap obrolan yang gak begitu berarti sekedar basa-basi sapaan pagi. Aku segera membenahi tempat tidurku.Keluar
menuju dapur tempat dimana disitu ada ibu ku.Ibuku diam saja dingin tanpa
memandangku sedikit pun.Aku tau dari wajahnya menyiratkan kekecewaan yang sangat
mendalam atas penolakan sikapku tadi malam.
Ibu ku masih memiliki paham kalau
perempuan itu ga usah sekolah tinggi-tinggi.Toh nanti akan jadi ibu rumah
tangga juga (haiyaa...ibuu..).Mungkin karena betapa susahnya ibu ku selama ini menahan beban
berat meminjam uang ke sana-sini untuk biaya kami.Hingga dengan inilah caranya
ibu ku membujuk ku.Duh kasian ibu ku.Penderitaan dan pengorbanannya sebagai
istri dan ibu tidak bisa kuceritakan disini.Mungkin dilain kesempatan.Karena
ibu ku adalah ibu yang kuat,sabar dan tangguh. Doa juga buat mu ibu dari setiap
ujian-ujian hidup yang di lalui semoga ibu tergolong istri yang sholehah.Di
hari tua mu hanya doa buat mu ibu.Karena ga akan mampu aku membalas jasamu.
Lanjut lagi...padahal alasan yang disampaikan ibu ku
inilah yang membuat aku tidak sepaham.Marah dan jengkel ketika itu.Juga
membuat kaum feminisme meradang kali ya hehe.
Belakangan hari baru aku bisa memahami
maksud dari kata-kata ibuku.Walaupun sepenuhnya aku tidaklah setuju.Tapi ada
hal-hal yang betul makna yang tersirat dari apa yang dimaksud ibu ku.Hanya dengan berhuznuzon bisa menangkap ini semua.
Kulemparkan pandangan ke arah kolam ikan tepat dibelakang
tempat tinggal ku.Ku lihat pamanku suami dari adek ayah ku sedang iseng
memancing ikan.Juga sendu tak bersuara.Hati ku semakin hampa melihat keadaan
disekeliling ku.
Dek”,terdengar suara memecahkan lamunanku.Oo..kakak
laki-laki ku satu-satunya yang mendukung prinsip ku.Yang slalu tak
henti-hentinya memberi ku semangat. “Besok kita siap-siap ya kembali ke kota
Padang".Kita mulai kembali dengan semangat yang baru.Kuliah dengan
betul-betul mengejar cita-cita.Lupakan apa yang sudah terjadi.Anggap saja
tidak pernah terjadi apa-apa.Kita tatap masa depan dengan semangat.Begitu
kata kakak laki-laki ku.Aku sedih luar biasa.Tatapanku kosong sambil mengangguk
mengiyakan apa yang dikatakan kakakku.Aku benar-benar disupport oleh kakak ku.Terima kasih buat “uda ku".You are best brother for me.
Perbincangan kami pun mengalir begitu saja.Ibu ku
sekali-kali melemparkan pandangannya kearah kami.Barangkali nguping
pembicaraan aku dan kakakku.Hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul
09.00 pagi.
Tiba-tiba entah datang kekuatan dari mana terlontar dari
mulut ku. “Da (sapaan buat kakak laki-laki di Padang) seandainya aku mau
menerima lamaran semalam bagaimana ya?.Kata ku tiba-tiba spontan.Tentu saja
kakakku kaget luar biasa.Wajahnya memerah.Ah jangan main-main kau dek!.Dia
menimpali !.Ya betul kataku lagi spontan tanpa ragu.Beneran ini katanya lagi
stengah berteriak. Karena saking tidak percayanya barangkali atas ucapan ku.Ya
bener kata ku lagi.Kalau gitu uda sampaikan ke ayah lo.Silahkan saja kata ku
stengah santai tanpa beban sedikit pun.Kakak ku pun masuk menemui ayah ku.Kulirik ibu ku yang nguping dari tadi.Tetap diam seribu bahasa.Dari rona
wajahnya kulihat berbinar menunjukkan kegembiraannya.
Yess...gayung bersambut :D
BalasHapusHehehe...sakitnya tuh disini...qiqiqi
BalasHapus