Selasa, 18 November 2014

AKU SITI NURBAYA TAPI SUAMIKU SYAMSUL BAHRI

 Part 4

Sedangkan ibu mertuaku juga tak kalah bercerita.Calon suamiku adalah anak bungsu dari tiga bersaudara.Yang memang sudah waktunya untuk menikah.Tetapi belum menemukan pasangan yang cocok.Yang saat itu sudah punya perjodohan juga dengan yang lain oleh Ustadz  Pesatrennya di Bogor.Tempat calon suamiku dulu mondok.Tapi yaa namanya jodoh ya bukan ditangan kita.Begitu saja menyikapinya.Hal ini tentu juga menjadikan pukulan tersendiri bagi calon ibu mertuaku.Inilah yang mereka curhatin.Ujung-ujungnya ternyata aku yang jadi sasarannya he he..

Sedangkan aku sebetulnya.Walaupun masih satu daerah tapi calon ibu mertuaku ga mengenalku.Mungkin karena itu tadi.Aku gadis yang dipingit saat remaja.Juga calon mertua belum mengenal wajahku seperti apa.Ketika ditanya saat disampaikan ke anaknya yang mau dijodohkan denganku.Calon suamiku nanya,"emang ibu udah kenal dan tau anaknya".Eh si ibu dengan enteng menjawab,”Belum.Ketawalah calon suamiku. Lah..buu..ibu aja belum kenal dan malah ga tau juga wajahnya seperti apa,kok brani-braninya menjodohkan aku dengan dia.Masih kecil lagi.Apalagi dengan aku bu! ga kenal.Begitu celutuk calon suami ku. 
Cuma pengakuan dari calon papa mertuaku kabarnya sering memperhatikan aku bolak-balik pulang sekolah sewaktu SMA.

Calon ibu mertua dan papa mertuaku adalah pensiunan guru.Jadi sering berpapasan di jalan dengan ku.Saat itu aku sekolah mengendarai “vespa” berwarna hijau alpukat.Ya vespa cantik mengkilat kesayangan ayah.Begitu pintarnya ayah merawatnya.Sehingga tidak ada goresan sedikitpun.Tergores aja sedikit olehku pasti ayah akan nanya.Jadi aku pun sangat berhati-hati membawanya.Cocok banget kata ayah bila aku membawanya.Seperti “Princes”naik kereta kencana kali ya he he...

Vespa itulah yang mengantarkan aku sampai kuliah di Padang.Dijual oleh ayahku untuk uang 
pendaftaran ku. Aduhh...abaku (ayah) betapa sayangnya aba pada anaknya.Masih terbayang bagaimana rona wajah ayahku ketika mengatakan akan menjual vespa itu.Belum mampu aku membalasnya hingga saat ini.Walaupun vespa itu sudah lama aku ganti setelah menikah.Tapi tetap saja tidak akan sama.Doaku saja buat ayah yang sudah sakit-sakitan sekarang di kampung.Mudah-mudahan ayah di sisa umurnya adalah umur yang paling Barokah yang dikasih Allah.Sabar dalam menghadapi ujian-ujian seperti dulu.Khusnul Khotimah penghujungnya.Doa dari putrimu.

Lanjut tentang papa mertuaku.Yang sering memperhatikan ku (skarang juga sudah almarhum. Alfatehah untuk papa).Smoga papa di sana ditempatkan Allah ditempat yang terbaik.Katanya aku selalu menyapa kalau kita lagi berpapasan.Ternyata itu yang membuat papa mertuaku jadinya memperhatikanku.Karena katanya jarang anak remaja seusiaku menyapa orang yang setua beliau.Pasti setelah itu akan nyari tau itu putri siapa he he.Ya begitulah kebiasaan orang tua.Pasti terpikat dengan sopan santun.Akhlak dalam agama Islam.Padahal kebiasaan ku menyapa ini karena ya sekedar penghormatan saja.Setidaknya tersenyum.Kesenangan ku juga menyapa orang-orang  “susah”yang biasanya jarang dihargai orang lain.Nah aku malah cendrung lebih nyaman beramah-tamah dengan mereka.Karena sebetulnya aku "sedikit minder dengan teman-teman remaja sebayaku.Atau anak muda jaman itu.Karena aku cenderung ga gaul.Bukan karena apa-apanya sih.Karena aku juga belum orang baik,apalagi sempurna.

3 komentar: