Part 5
Kalau ada kesenian rakyat atau keramaian biasanya
itu tempat berkumpulnya pemuda dan pemudi desa.Sedangkan aku ga akanlah ada
kesempatan ikut itu.Jadi hampir ga pernah ikut.Karena pasti ayah dan ibu ga
akan mengizinkannya.Paling nanti kalau aku ngotot,ayo ayah anter dan
temenin.Walahh... makin ga enak lagi.Mending ga ikut.Jadilah aku memang tidak
begitu dikenal di desa sendiri.Walaupun belakangan aku baru tau dari sahabat
dekatku.Ternyata aku digemari oleh pemuda-pemuda desa.Aduh..sombong juga
nih...padahal aslinya minder.
Hari pun berganti terus.Mata ku sembab karena ga berhenti
nangis.Mengeluarkan air mata siang dan malam.Inilah yang disampaikan ibu-ibu
tadi di terminal bis kota.
Ibuku begitu keras.Sedangkan ayah ku dua kali lipat kerasnya
dari ibuku.Cuma ayah tak pernah berani mengungkapkannya kepada ku.Jadi ibu
selalu yang jadi juru bicaranya.Otomatis dengan ibukulah aku selalu ribut tiap
saat nyaris sampe satu bulan Ramadhan penuh.Inilah sampe sekarang yang aku
ganti puasa ku.Yaa...mudah-mudahan Allah menerima gantinya.Karena aku menyadari kuatir saja puasa ku saat itu
ga diterima Allah.Karena selalu marah dengan orang tua ku.Ya Allah ampuni dosa
ku....
Hari H perkenalan dengan bakal calon suami ku pun tinggal
tiga hari lagi menjelang lebaran datang.Si dia pun sudah berada di kampung
karena bekerja di Singapura.Namun ada yang sangat menggembirakan hati ku saat
itu.Sebelum pertemuan itu ayah sudah mengajak ku bicara sebagai kepala rumah
tangga yang akan menikahkan anak gadisnya dengan orang lain.Saat itu ayah ku
menyampaikan memang aku sudah dilamar calon suamiku.
Tetapi kata ayah dengan” berusaha bersikap wise”
bagaimanapun keputusan terserah pada ku.Ini yang masih terngiang di kuping ku. Oo..betapa
leganya dunia rasanya.
Aku terbebas dari belenggu penjara perjodohan yang
mengikat ku.Kakak laki-laki ku juga turut gembira karena dia selama ini
yang hanya mendukungku.Agar aku kuliah dulu seperti yang dicita-citakan.
Malam itu sehabis magrib.Hampir seluruh keluarga besar ku berkumpul di “Rumah Gadang”. Menyaksikan pertemuan antara diri ku dan dan calon suami ku.Karena kata orang sekampung suami ku dan aku sangatlah cocok dan sesuai.Calon suami ku putra orang terpandang di desa.Terkenal kesholehannya.Pintar dalam sekolahnya.Rajin juga dalam ibadahnya.Kalau tampang rasanya juga ga kalah hehe...(menurutku tentunya).Dan yang paling mengagumi ku taat sama ibunya.
Mengenai ketaatan ini memang sudah jadi buah bibir orang-orang.Karena dalam riwayatnya,masuk sekolah kemana aja tentu mulai dari TK hingga perguruan tinggi semuanya ibu yang menentukan harus masuk kemananya.Walaupun seringnya tanpa sepengetahuan beliau.Si ibu sudah mendaftarkan anaknya di sekolah mana yang kira-kira ibu srek untuk putra terakhirnya itu.Bahkan kuliah pun tanda tangannya saja dicontek oleh abang calon suami ku.Karena menurut ibu mertuaku,dari ketiga anak beliau.Pingin banget satu dari putranya yang bisa menguasai ilmu agama.Yaa jadi ustad lah kata ibu. Hingga jodoh pun ibu yang mencarikan.Padahal calon suami ku menjadi rebutan di desa.Orang tua pingin ngambilnya jadi mantu.Begitu yang aku dengar ketika aku sudah dijodohkan.Ya maklum saja semuanya lengkap ada pada calon suami ku.Hi hi..(si abi langsung happy euyy).Walau pun manusia pasti tidak ada yang sempurna.
Malam itu sehabis magrib.Hampir seluruh keluarga besar ku berkumpul di “Rumah Gadang”. Menyaksikan pertemuan antara diri ku dan dan calon suami ku.Karena kata orang sekampung suami ku dan aku sangatlah cocok dan sesuai.Calon suami ku putra orang terpandang di desa.Terkenal kesholehannya.Pintar dalam sekolahnya.Rajin juga dalam ibadahnya.Kalau tampang rasanya juga ga kalah hehe...(menurutku tentunya).Dan yang paling mengagumi ku taat sama ibunya.
Mengenai ketaatan ini memang sudah jadi buah bibir orang-orang.Karena dalam riwayatnya,masuk sekolah kemana aja tentu mulai dari TK hingga perguruan tinggi semuanya ibu yang menentukan harus masuk kemananya.Walaupun seringnya tanpa sepengetahuan beliau.Si ibu sudah mendaftarkan anaknya di sekolah mana yang kira-kira ibu srek untuk putra terakhirnya itu.Bahkan kuliah pun tanda tangannya saja dicontek oleh abang calon suami ku.Karena menurut ibu mertuaku,dari ketiga anak beliau.Pingin banget satu dari putranya yang bisa menguasai ilmu agama.Yaa jadi ustad lah kata ibu. Hingga jodoh pun ibu yang mencarikan.Padahal calon suami ku menjadi rebutan di desa.Orang tua pingin ngambilnya jadi mantu.Begitu yang aku dengar ketika aku sudah dijodohkan.Ya maklum saja semuanya lengkap ada pada calon suami ku.Hi hi..(si abi langsung happy euyy).Walau pun manusia pasti tidak ada yang sempurna.
Sebelum pertemuan.Aku sengaja mengulur-ulur waktu.Karena
sesungguhnya memanglah tidak siap untuk pertemuan ini.Toh “kartu as” kan sudah
ditanganku kalau aku akan menolak karena ingin melanjutkan kuliah hingga
menjadi SARJANA. Ya serjana agama (S.ag).Dari fakultas Dakwah IAIN IB
Padang.Hmm...IAIN...bagi ku “ I’m proud it!.”Ga akan terlupakan dalam hidup
ku!!.Walau pun saat ini aku sudah serjana tentunya dari perguruan tinggi yang lain.
Dua kali utusan datang menjemput ku.Hingga aku pun sudah
tidak enak hati.Didampingi kakak laki-laki ku.Aku langkahkan kaki dihalaman rumah yang
terpisah dari tempat tinggalku.Kulihat sekeliling rumah gadang telah penuh oleh
keluarga besar dan tetangga-tetangga dekat.Yang hanya memang menunggu
kedatanganku.Karena calon suami ku sudah dari tadi datang semenjak magrib.Sedangkan aku baru menampakkan batang hidung setelah waktu Isya’masuk.
Kuucapkan salam dengan kakak laki-laki ku...Semua orang yang hadir berdiri menyambut kedatanganku.Aku sampai merinding kenapa orang-orang sampe berdiri.Hening sepi sesaat yang tadinya suara riuh rendah kedengaran.Tapi mataku tertuju kepada seseorang yang asing saat itu yang justeru memulai untuk berdiri saat kedatangan ku....Hingga akhirnya yang lain pun ikut berdiri.Betapa orang ini sangat menghargai kedatanganku.Begitu gumam dalam hati ku.Yang memang sangat aku banggakan di kemuadian harinya.Seseorang yang sangat asing dimataku.Yang belum pernah aku kenali.Bahkan ngeliat wajahnya sekali pun.
Hidangan makan malam pun sudah dihidangkan keluargaku.Khusus
untuk malam itu.Sekali-kali terdengar suara canda dan tawa ibu-ibu dan
bapak-bapak yang hadir.Dan seolah tak mau kalah calon ku pun ikut
menimpali.Sehingga memecah kekakuan yang seharusnya pada malam itu.Aku pun akhirnya ikut tertawa yang sudah sekian lama
rasanya wajah ku tidak pernah menampakkan senyumnya lagi.Sampai akhirnya ayah ku
membuka suara memperkenalkan kami.
Kami dipersilahkan ayah duduk bicara.Sementara hadirin ikut
paham sambil sebentar meninggalkan kami.Inilah saat yang bikin rasa jantungku
terasa copot.Tapi berusaha tenang karena tekad ku sudah bulat ingin meneruskan
kuliah dulu.
Saling bertukar pandangan bagaimana pendapat masing-masing
atas perjodohan kami.Tentu saja aku ingin dengan jawabanku semula.Tapi
bagaimana pun tetap aku berusaha larut dalam skenario perjodohan ini.
Calonku ketika itu bertanya,”Apa aku sudah melakukan
Istiqarah”?.
Dalam hati ku.Lagian apa yang mau aku Istiqorohkan.Kan dari
awal aku ga mau menikah karena mau melanjutkan kuliah dulu.Sedangkan
pengakuannya,dia bukan lagi sholat Istiqoroh tetapi sudah sholat Hajat (sholat meminta sesuatu).Inilah
akhirnya yang terngiang-ngiang di telinga ku sampai waktu subuh.Dan belakangan aku
baru tau ternyata sewaktu aku baru lulus SMA “nama ku” sudah dibawa dan
didoakan di “Multazam” salah satu tempat yang mustajab disampingnya
Ka’bah.Inilah barangkali namanya kekuatan do’a.
Kita memang beda usia kurang lebih delapan setengah tahun.
Malam itu kita mengajukan beberapa”option”tapi tidak ada satu pun yang klop.Aku
minta,bagaimana kalau tunangan saja dulu.Menungguku sampai selesai hingga
wisuda.”Ga lama kok”sekitar dua tahun lagi,kataku.Tapi calonku tidak sepaham
karena dalam Islam memang tidak memiliki konsep tunangan.Yang ada istilah Ta’aruf.Yaitu pengenalan kedua calon
mempelai sekaligus keluarga besarnya.
Uni siapa yg berdoa di Multazam setelah uni tamat SMA??? Kepo :P
BalasHapusMo tau yaa...dikit or banyak hehe
BalasHapusYa itu na...orang yg tlah brhasil membawa uni..*ga pamit2 ngedoakan nama org hmm..
Ada sebuah ungkapan,
Bila jodohmu bukan orang yg slalu kau sebut di dlm doamu...mungkin jodoh mu orang yg slalu berdoa dengan mnyebut nama mu...setuju :)
Hah kok bisa? emang doa spesifik gt menyebutkan nama? dari mana tau sm uni? #penasaran hehe
BalasHapusciiieeee puitis nyee...setuju..setuju *thumb
Nah penasaran khan??...tunggu aj kelanjutannya ☺️
BalasHapusSiapa tau my story mnjadi sebuah novel "best seler" qiqi
BalasHapus